Membina Kredibiliti Pendakwah Selebriti: Panduan Berdakwah Melalui Media Sosial

Abstract

The widespread use of social media has opened a new dimension to the community to use this medium for the delivery of da'wah. For celebrity preachers, the influence and attraction that they have within them is able to attract hundreds of thousands of social media users to follow their accounts and subsequently accept and trust the da’wah content posted. Celebrity preachers need to build credibility so that the posting of da'wah content uploaded through social media does not cause the effect of the disorder of religious information presented especially involving the ruling of religious hakams. This study aims to study the credibility that should be built as guidance for the celebrity preachers before uploading any posts of da'wah content on social media. This study uses in-depth interview methods with two preachers namely Mohd Farid Ravi Abdullah and Don Daniyal Don Biyajid. The results found that celebrity preachers on social media should build their credibility by being purely sincere in da’wah intention for Allah (ikhlas), having a sense of responsibility for the content of da'wah posted, seeking to gather religious knowledge as deeply and morally as these celebrity preachers are exemplary followers of their social media accounts.

Ciri berita bernilai dalam komunikasi dakwah oleh pendakwah selebriti wanita menerusi video instagram

“…Ini adalah tugas dari para nabi dan rasul yang berdakwah dengan ikhlas. Pada masa yang sama, perbuatan dakwah melalui dakwah bil hal seperti menunjukkan akhlak yang baik dapat mengekal kredibiliti dan imej yang baik (Aini et al, 2019;Saidpudin, Saleh, Harun, Abdul Ghani, & Ahmad Damanhuri, 2021).…”

“…Menerusi perkara tersebut, mesej kebaikan oleh pendakwah dapat disebarluaskan lagi dengan capaian yang lebih tinggi serta dapat dipaparkan pada news feed pengguna lain terutamanya bukan followers mereka, ia juga bergantung sejauh mana algorithm di media sosial berfungsi untuk menyediakan kandungan yang relevan kepada netizen sesuai dengan minat, kecenderungan serta apa yang biasa diakses pada sebelum itu. Walaupun posting berkenaan isu semasa yang sedang berlaku menjadi topik yang sering tular di media sosial, para pendakwah dinasihatkan agar menyemak terlebih dahulu kesahihan sumbernya agar tidak menjadi penyebar kepada perkara yang palsu dan fitnah kepada masyarakat supaya kredibiliti diri pendakwah itu sendiri dapat dikekalkan selamanya (Saidpudin et al, 2021). Jelaslah, ciri ini menjadi kayu ukur untuk menentukan sesuatu posting akan mendapat perhatian dalam kalangan masyarakat atau pendakwah tersebut boleh diklasifikasikan sebagai syok sendiri dalam penyampaian dakwah di media sosial.…”