Memprediksi Perilaku Penggunaan Kontrasepsi Menggunakan Theory Health Belief Model

Abstract

Latar Belakang: Meskipun capaian Modern Contraceptive Prevelance Rate di Indonesia termasuk tinggi, akan tetapi unmet need masih menjadi sasaran yang belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Hal ini masih menunjukkan rendahnya penggunaan alat kontrasepsi oleh wanita usia subur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi. Metode: Penelitian cross sectional dilakukan dari Januari hingga Februari 2022 di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner pada 116 wanita usia subur yang telah memiliki anak dan mempunyai media WhatsApp. Besar sampel dihitung dengan Software Raosoft Sample Size Calculator dengan derajat kepercayaan 95% dari 165 wanita usia subur. Hasil: Dengan menggunakan analisis jalur, dapat diketahui bahwa persepsi ancaman yang dirasakan berpengaruh secara langsung terhadap perilaku penggunaan kontrasepsi (b=1,26, CI 95%= 0,48 hingga 2,05, p=0,001). Persepsi keseriusan berpengaruh tidak langsung terhadap penggunaan kontrasepsi melalui persepsi ancaman yang dirasakan (b=2,14, CI 95%=1,12 hingga 3,15, p<0,001). Persepsi keparahan berpengaruh tidak langsung terhadap penggunaan kontrasepsi melalui persepsi ancaman yang dirasakan (b=1,98, 95% CI=,93 hingga 3,04, p<0,001). Simpulan: Diperlukan inisiatif untuk meningkatkan perilaku penggunaan kontrasepsi. Selanjutnya hasil temuan ini dapat dipertimbangkan dalam perumusan kebijakan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah yang menjadi hambatan penggunaan kontrasepsi oleh wanita usia subur.

Perceptions of HIV-AIDS and motivation for HIV testing among Balinese tourist village community

“…Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa informasi yang tepat akan memengaruhi cara penilaian atau persepsi individu terkait dengan suatu hal yang dalam hal ini mengenai HIV-AIDS [24]. Perbedaan informasi yang diterima maka akan menyebabkan perbedaan penilaian masing-masing individu.…”

“…Persepsi baik yang dimiliki masyarakat menyebabkan adanya motivasi yang kuat dapat disebabkan karena adanya informasi tepat yang sebelumnya telah didapatkan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyorini dan Utami (2022) bahwa pengetahuan yang dimiliki terkait dengan HIV akan membantu seseorang dalam mengembangkan pemahaman dan menilai mengenai HIV [24]. Pengetahuan yang dimiliki juga akan membantu seseorang untuk terdorong dalam melakukan suatu kegiatan dalam hal ini adalah pemeriksaan HIV dimana seseorang dengan pengetahuan yang baik akan mengesampingkan persepsi negatif yang dimiliki karena lebih Nyoman Agus Jagat Raya / Perceptions of HIV-AIDS and motivation for HIV testing among Balinese tourist village community mementingkan kesehatan yang dimiliki [29].…”