Menakar Kesiapan Indonesia dalam Merespons Perjanjian Perdagangan Internasional

Abstract

Stagnasi dalam perundingan perdagangan multilateral di World Trade Organization (WTO) pada dua dekade terakhir, mendorong munculnya inisiatif perundingan di tingkat regional atau bilateral. Indonesia termasuk negara yang aktif terlibat dalam berbagai inisiatif perundingan perdagangan tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk mendiskusikan kesiapan Indonesia merespons perjanjian perdagangan internasional khususnys Indonesia - Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Dengan memanfaatkan perspektif ‘ofensif’ dan ‘defensif’ dalam kebijakan perdagangan, kesiapan Indonesia akan dicermati dari dua sisi kepentingan. Kepentingan ofensif dilihat dari kesiapan untuk memanfaatkan peluang atas kemudahan akses pasar yang tersedia. Kepentingan defensif dianalisis dari kesiapan atas daya saing akibat dari konsekuensi perjanjian yang bersifat timbal balik. Tulisan ini berargumen bahwa pemerintah Indonesia masih kesulitan dalam menangkap peluang kepentingan ofensif karena akses pasar yang tersedia belum dimanfaatkan secara optimal. Besarnya potensi pasar domestik, menjadi salah satu penyebab ekspansi pasar global belum menjadi prioritas pelaku bisnis nasional. Sedangkan dari aspek kepentingan defensif, kemudahan masuknya produk asing perlu dipastikan tidak mematikan produsen dalam negeri akibat tidak memiliki daya saing, namun justru dapat dimaksimalkan agar menjadi pelengkap bagi rantai produksi domestik.

The Ratification of Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement: Investment Challenges and Opportunities

“…IA-CEPA, despite its noble goal of increasing trade in goods and services with no or minimal barriers between Indonesia and Australia, should be kept in mind that IA-CEPA can or has the potential to create negative externalities, such as software piracy, increasing wage inequality as experienced by the US against China or by developed countries against developing countries and the movement of dirty industries from developed to developing countries, and coordination externalities where developing countries (including Indonesia) are unable to benefit from developed countries (Winanti, 2022).…”

Analisis Bibliometrik Keterkaitan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

“…Ekspor ini memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, menghasilkan pendapatan devisa, dan menarik investasi asing langsung (Kurniawan, 2022;Rasyidin et al, 2023). Untuk mendorong ekspor dan meningkatkan daya saing industri di pasar global, pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan dan inisiatif (Istiqlal, 2023;Winanti, 2022). Hal ini mencakup perjanjian perdagangan, pembangunan infrastruktur, insentif investasi, dan dukungan terhadap inovasi dan adopsi teknologi (Matompo Osgar S & Nafri Moh, 2020;Rachmawati & Gunawan, 2020;Zein et al, 2021).…”

Pengaruh Kebijakan Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Kain

“…Proses perundingan, strategi ofensif adalah strategi dalam negosiasi untuk mendapatkan akses pasar yang seluas-luasnya dari negara mitra. Sedangkan strategi defensive merujuk pada upaya yang dilakukan suatu negara untuk dapat menerapkan kebijakan safeguard measures untuk melindungi kepentingan domestiknya (Winanti 2022).…”