merupakan satu dari lima unsur yang mudah menguap dan berbentuk cair pada temperatur kamar. Konsentrasi merkuri di lingkungan pada umumnya cukup rendah terutama di dalam air, sehingga diperlukan suatu perlakuan pengawetan pada saat pengambilan sampel untuk menjaga kestabilan konsentrasi merkuri. Tujuan uji stabilitas ini adalah untuk mengetahui pengawet mana yang paling baik dalam menjaga kestabilan konsentrasi merkuri terutama pada konsentrasi rendah antara larutan Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ), larutan L-Cystiene dan larutan Bromin klorida (BrCl). Kegiatan ini dilakukan di Laboratorium Merkuri Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup (PSIKLH) pada tanggal 4 Juli sampai dengan 25 Juli 2022. Dalam kajian ini dilakukan pemantauan kestabilan larutan standar Hg 1000 μg/L dan 4 μg/L selama 4 (empat) pekan. Larutan standar tersebut ditambahkan dengan 3 (tiga) larutan pengawet pada masing-masing labu ukur yaitu larutan L-Cysteine+ HNO 3 0,2%, larutan K 2 Cr 2 O 0,05%+ HNO 3 5%, dan larutan BrCl 0,5%. Setiap larutan standar kemudian diukur menggunakan alat mercury analyzer dengan metode Cold Vapour Atomic Absorption Spektrofotometer (CVAAS). Konsentrasi larutan standar Hg 1000 μg/L di ketiga larutan pengawet setelah percobaan selama 4 minggu masih memenuhi batas keberterimaan yaitu memiliki nilai %RSD di bawah batas upper warning limit (UWL) yang dipersyaratkan dalam bagan kendali (control chart) laboratorium, sedangkan kondisi larutan standar Hg dengan konsentrasi 4 μg/L yang ditambahkan larutan pengawet L-Cysteine+HNO 3 0,2% memiliki %RSD yang tidak memenuhi batas keberterimaan laboratorium. %RSD terkecil diperoleh oleh larutan standar Hg yang ditambahkan pengawet BrCl 0,5%.