Indeks glikemik pangan adalah nilai yang menunjukkan bagaimana efek makanan (khususnya karbohidrat) terhadap glukosa darah setelah makan (Jenkins et al., 1981 dalam Widowati, 2006. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi IG pada pangan antara lain: cara pengolahan (tingkat gelatinisasi pati dan ukuran partikel), perbandingan amilosa dengan amilopektin, tingkat keasaman dan daya osmotik, kadar serat, kadar lemak dan protein, serta kadar zat anti gizi pangan (Rimbawan dan Siagian, 2004).Pemilihan pangan dengan nilai IG rendah bermanfaat untuk menjaga kestabilan gula darah. Hal ini sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit degeneratif, misalnya diabetes mellitus (DM). Selain DM, obesitas juga merupakan contoh penyakit yang terkait erat dengan IG. Makanan dengan IG rendah dapat dijadikan pilihan untuk menurunkan berat badan ataupun menjaga agar berat badan tetap ideal (Radulian et al., 2009). Selain itu pangan dengan nilai IG rendah juga direkomendasikan untuk mempertahankan kesehatan.Proses pengolahan dapat meningkatkan kadar IG pangan karena melalui proses pengolahan struktur pangan menjadi lebih mudah untuk dicerna dan diserap sehingga dapat mengakibatkan kadar gula darah meningkat cepat. Sebagai contoh proses pemasakan atau pemanasan yang akan menyebabkan pati tergelatinisasi. Dengan terjadinya proses gelatinisasi pati tersebut berarti molekul pati akan lebih mudah untuk dicerna karena enzim pencernaan pada usus mendapatkan tempat bekerja yang lebih luas (Rimbawan dan Siagian, 2004). Jagung merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat yang cukup dikenal di masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan keberadaannya pada posisi ketiga sebagai makanan pokok dunia setelah gandum dan padi. Di Indonesia, jagung menempati urutan kedua sebagai pangan penting setelah nasi.Selain dijadikan makanan pokok oleh beberapa suku di Indonesia, jagung juga sering dijadikan makanan cemilan oleh masyarakat dengan berbagai macam pengolahannya. Berdasarkan data BPS produksi dan konsumsi jagung pada tahun 2009 berkisar 17.66 ton pipilan kering (Anonim 2010).Jagung manis merupakan salah satu jenis jagung yang popular dan disukai oleh masyarakat. Di Indonesia, jagung manis mulamula dikenal dalam bentuk kalengan. Jagung manis semakin popular dan banyak disukai konsumen karena memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan jagung bijian (Palungkun dan Budiarti, 1992). Meskipun demikian¸ data me-