To achieve the target of 100% drinking water service, Central Java Provincial Government holds regional water supply system (SPAM) programmes in Central Java, one of which is Keburejo regional water supply system (Kebumen and Purworejo). During the development phase, it was delayed due to project cost overrun, which later promotes an option for Public-Private Partnership (PPP). Consequently, this option may increase the project risks. This study aims to identify and analyze the risks of Keburejo regional water supply system project when the PPP option is chosen. This research adopted a mixed research method of qualitative and quantitative approach. Respondents in this study were 22 respondents from PDAB Tirta Utama, Dinas Bina Marga and Cipta Karya (BMCK) Central Java, Satker PSPAM Central Java, BBWS Serayu Opak, Pemkab (PDAM, Bappeda and DPU) Kebumen and Purworejo, as well as Business Entity (PT. TGM). The results found 24 risk factors, classified into pre-construction (10), construction (4), and Operational and Maintenance (10). The majority of these risks are considered 'High' (83.33%), with the highest risks in the pre-construction (37,5%), and the majority is under the Government responsibility (66.67%). These results are useful for Government as a reference in managing the risks of PPP SPAM Regional Keburejo and other regional SPAM projects in Indonesia.
AbstrakUntuk mencapai target 100% layanan air minum, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengadakan program Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional, salah satunya SPAM Regional Keburejo (Kab. Kebumen dan Purworejo). Pembangunan SPAM ini mengalami keterlambatan terkendala besarnya biaya investasi proyek, sehingga memunculkan alternatif solusi skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). Di sisi lain skema KPBU diketahui memiliki berbagai risiko yang dapat berdampak pada keberhasilan proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko proyek SPAM Regional Keburejo terhadap opsi pendanaan skema KPBU. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode campuran pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Responden berjumlah 22 orang, berasal dari Perusahaan Daerah Air Bersih (PDAB) Tirta Utama Jawa Tengah, Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Provinsi Jawa Tengah, Satker PSPAM Provinsi Jawa Tengah, BBWS Serayu Opak, Pemkab (Perusahaan Daerah Air Minum/PDAM, Bappeda dan DPU) Kebumen dan Purworejo serta perwakilan Badan Usaha (PT. TGM). Hasil penelitian mengidentifikasi 24 risiko yang tersebar pada tahap pra konstruksi (10), konstruksi (4) dan Operasional dan Pemeliharaan (10). Mayoritas risiko tersebut tergolong tingkat risiko "Tinggi" (83,33%), dengan prosentase risiko tertinggi pada tahap prakonstruksi (37,5%), dan mayoritas berada dalam tanggung jawab pemerintah (66,67%). Hasil penelitian ini berguna sebagai acuan Pemerintah dalam mengelola risiko proyek KPBU SPAM Regional Keburejo dan SPAM Regional lainnya di Indonesia.