Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan lokal yang dimiliki masyarakat nelayan dalam menjaga keamanan lingkungan khususnya populasi lobster. Dalam tulisan ini difokuskan dengan memotret praktik-praktik yang dilakukan oleh masyarakat nelayan dalam melindungi keberadaan benih bening lobster (puerulus). Argumen utama dalam penelitian ini adalah dengan pengetahuan lokal yang dimiliki oleh masyarakat nelayan menciptakan ekosistem bening lobster yang berkelanjutan. Penelitian ini merupakan kajian kualitatif dengan menggunakan teori Ekologi Budaya dari Julian H. Steward. Teori ini menjelaskan bahwa interaksi manusia dengan lingkungan menciptakan pengetahuan lokal sehingga menjalin hubungan mutualisme diantara keduanya. Data penelitian terdiri dari data primer yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan pemerintah, lembaga adat, nelayan, dan pelaku usaha lobster sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui jurnal ilmiah dan media massa online. Hasil penelitian menemukan bahwa ada beberapa praktik pengetahuan lokal yang berdampak dalam pelestarian bening lobster yaitu penangkapan bening lobster merupakan kegiatan degradasi progresif terhadap lobster, penjualan bening lobster tidak memiliki nilai instrinsik, pertumbuhan bening lobster lebih baik di alam daripada dipenangkaran, dan penggunaan alat tangkap tradisional dalam menangkap lobster.