Desa wisata adalah salah satu industri yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19. Artikel ini menjelaskan tentang bentuk dan cara kerja modal sosial dalam menghadapi era ketidakpastian akibat pandemi covid-19. Digunakan logika berfikir kualitatif dengan metode deskriptif untuk menjelaskan fenomena tersebut. Informan ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang terdiri dari pengelola wisata, masyarakat, pemerintah desa, tokoh adat, serta pihak terkait. Observasi, catatan lapang, wawancara, dokumentasi kegiatan dalam bentuk photo dan video, serta dokumen yang tersimpan di desa adalah metode atau alat pengumpulan data yang digunakan. Sementara analisis data digunakan model interaktif Miles, Huberman, dan Saldana. Hasil investigasi ini menunjukkan modal sosial terbentuk karena nilai-nilai yang sebelumnya telah berkembang dalam masyarakat, seperti kebiasaan tolong menolong, nilai ikhlas dalam membantu. dan peduli sesama. Nilai yang telah lama berkembang dalam masyarakat membentuk modal sosial mengikat. Sementara jaringan sosial berperan dalam menghubungkan internal masyarakat, swasta dan pemerintah. Sedangkan kepercayaan membangun kerja sama. Modal sosial masyarakat Punten yang terdiri kepercayaan, jaringan sosial dan norma-norma dapat menggerakkan penghidupan masyarakat di Desa Punten selama pandemi. Bahkan penguatan modal sosial mampu bertahan dalam kondisi sulit (resiliensi). Modal sosial berupa jaringan menjadi fasilitator untuk berkembangnya norma guna mengembangkan serta memberikan kebutuhan ekonomi masyarakat. Melalui mekanisme saling membantu, peduli sesama, dan gotong-royong yang ditunjukkan oleh masyarakat Desa Punten adalah contoh bagaimana modal sosial dapat berfungsi dalam menghadapi era ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.