ABSTRAKPengelolaan hutan berkelanjutan sangat membutuhkaninformasi pertumbuhan yang mengintegrasikan fungsifungsi ingrowth, upgrowth, dan mortality. Penelitian dilakukan pada areal Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil hutan Kayu (IUPHHK) PT. Tunas Timber Lestari (TTL), PT. Wapoga Mutiara Timber (WMT) dan PT. Manokwari Mandiri Lestari (MML) di Papua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pertumbuhan tegakan untuk hutan alam bekas tebangan berdasarkan data petak ukur permanen di Papua. Model Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik tegakan (luas bidang dasar, jumlah pohon dan ukuran/diameter pohon) berpengaruh berbeda terhadap model ingrowth, upgrowth, dan mortalitytegakan pada masing-masing lokasi. Pada PT WMT karakterisitik tegakan berpengaruh nyata terhadap model ingrowth, upgrowth, dan mortality yang ditunjukan dengan nilai koefisien determinasi yang tinggi >80% dan Pval<0,05, walaupun pengaruh karakterisik tegakan tidak secara bersamaan berlaku pada setiap model. Pada PT MML yang berpengaruh nyata hanya model ingrowth dan upgrowth, sedangkan pada PT. TTL hanya model ingrowth. Kata kunci: model seluruh tegakan, model linier, hutan bekas tebangan, Papua