Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas X MIPA 4 pada SMA Negeri 3 Palangka Raya dengan menggunakan integrasi metode pembelajaran project based learning dengan inklusi. Metode yang digunakan adalah metode Action Research Classroom atau penelitian tindakan kelas. Rancangan penelitian menggunakan model Kemmis Mc. Taggart yang tediri dari empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subyek penelitan siswa kelas kelas X MIPA 4, berjumlah 36 siswa terdiri dari 20 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Instrumen penelitian menggunakan blanko pengamat tugas gerak dengan indikator sebagai berikut: 1) mengambil ancang-ancang/awalan lari, 2) tambah kecepatan lari ancang-ancang sedikit demi sedikit sebelum bertolak, 3) kecepatan ancang-ancang dipertahankan tetap maksimal sampai mencapai papan tumpu/bertolak, 4) pinggang turun sedikit pada satu langkah akhir ancang-ancang. Kemudian pada tahap tolakan yaitu: 1) ayunkan paha kaki-bebas cepat ke posisi horizontal dan dipertahankan, 2) menumpu dengan kaki terkuat, 3) luruskan sendi mata kaki, lutut dan pinggang pada waktu melakukan tolakan, 4) bertolaklah ke depan dan ke atas (sudut tolakan 45°). Selanjutnya pada tahap melayang adalah sebagai berikut: 1) badan terangkat melayang diudara, 2) ayunan kedua lengan ke depan, 3) badan sedikit membungkuk, 4) kedua kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan berada dalam sikap jongkok. Selanjutnya instrumen penilaian pada tahap terakhir yaitu: 1) Tarik lengan dan tubuh ke depan-bawah, 2) tarik kaki mendekati badan, 3) luruskan kaki dan tekuk lagi sedikit sesaat sebelum menyentuh tanah, 4) jika kedua kaki telah mendarat di bak pasir, duduklah atas kedua kaki. Berdasarkan analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dengan melalui dua siklus. Berdasarkan analisis data pada siklus I yaitu sebesar 36,89% sebanyak 12 siswa yang tuntas kemudian pada siklus II yang tuntas 80,56% sebanyak 29 siswa dan 19,44% sebanyak 7 siswa belum tuntas. Dengan demikian penelitian tindakan pembelajaran dianggap tuntas karena sudah terdapat lebih dari 80% siswa mendapatkan ketuntasan belajar dengan KKM hasil belajar 76.