Garis pantai adalah fitur geomorfologi yang sangat dinamis dan rentan mengalami perubahan yang disebabkan oleh fenomena alam ataupun aktivitas manusia. Perubahan garis pantai akan berdampak pada pengelolaan kawasan pesisir dan mengancam kelangsungan sumber daya pesisir. Pengamatan perubahan garis pantai dapat dilakukan menggunakan analisis perhitungan statistik dengan variabel statistik maupun variabel fisik. Tulisan ini bertujuan untuk melakukan review dan membandingkan penelitian perubahan garis pantai dengan studi kasus di Sri Lanka dan Indonesia dengan menggunakan metode studi komparasi melalui penelusuran literatur ilmiah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pembangunan pelabuhan merupakan faktor paling berpengaruh dalam perubahan garis pantai di Sri Lanka, sedangkan di Indonesia dipengaruhi oleh faktor konstruksi pantai, estuari sungai, dan kedalaman dasar laut. Perubahan garis pantai di tahun 2031, dan 2041 masing – masing negara diprediksi akan mengalami erosi, abrasi, dan akresi. Dalam hal kebijakan, Perubahan garis pantai di Indonesia akan berpengaruh pada pengelolaan kawasan pesisir, khususnya dalam hal penghitungan Dana Alokasi Umum. Shoreline is a very dynamic geomorphological feature and susceptible to changes caused by natural phenomena or human activities. Shoreline changes will have an impact on the management of coastal areas and threaten the sustainability of coastal resources. Monitoring of shoreline changes can be carried out by using statistical calculation analysis with statistical variables and physical variables. This paper aims to review and compare shoreline change research with case studies in Sri Lanka and Indonesia using the comparative study method through scientific literature review. The results of this study indicate that port construction is the most influential factor in shoreline changes in Sri Lanka, while in Indonesia it is influenced by several factors such as coastal construction, river estuaries, and seabed depth. Coastline changes in 2031 and 2041 for each country are predicted to experience erosion, abrasion and accretion. In terms of policy, changes to the coastline in Indonesia will affect the management of coastal areas, especially in terms of calculating the General Allocation Fund