Abstrak
Daging sapi merupakan salah satu komoditas strategis dengan harga yang cukup berfluktuasi. Fluktuasi harga daging sapi dapat berpengaruh terhadap produsen, konsumen, dan industri pengolahan daging sapi skala kecil. Besarnya perubahan harga daging sapi yang terjadi di suatu pasar dapat memengaruhi pasar lainnya dan dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan suatu pasar. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji volatilitas dan transmisi harga daging sapi di sentra konsumen Jakarta dan sentra produsen Bandung, Semarang dan Surabaya. Data yang digunakan adalah data harian daging sapi. Volatilitas harga harian daging sapi dianalisis dengan menggunakan model GARCH dan transmisi harga dikaji dengan menggunakan model VAR/VECM. Hasil kajian menunjukkan bahwa hanya harga daging sapi Jakarta yang memiliki volatilitas rendah namun persisten dalam jangka panjang. Perubahan harga daging sapi ditransmisikan dua arah dari Jakarta ke Bandung dan Semarang, dan hanya searah dari Jakarta ke Surabaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa upaya stabilisasi harga daging sapi dapat dilakukan dengan menjaga ketersediaan daging sapi baik melalui impor (jangka pendek dan menengah) maupun upaya penyediaan bibit sapi dan sapi potong lokal dalam jangka panjang. Iklim usaha daging sapi yang kompetitif juga diperlukan agar ketidaksesuaian perubahan harga antar pasar dapat dikurangi.
Kata Kunci: Daging Sapi, Volatilitas, GARCH, Vector Auto Regression, Stabilisasi Harga
Â
Abstract
Beef is one of the strategic commodities with fairly fluctuating prices. Fluctuations in beef prices could affect producers, consumers, and small-scale beef processing industries. The magnitude of changes in beef prices that occur in a market could affect other markets and could be used to determine the strength of a market. The purpose of this paper is to examine the volatility and transmission of beef prices in the consumer centers of Jakarta and the production centers of Bandung, Semarang and Surabaya. The data used is the daily data of beef. Daily price volatility of beef was analyzed using the GARCH model and price transmission was assessed using the VAR/VECM model. The results of the study show that only Jakarta beef prices have low volatility but are persistent in the long term. Changes in beef prices are transmitted in two directions from Jakarta to Bandung and Semarang, and only in one direction from Jakarta to Surabaya. The results of the analysis show that efforts to stabilize beef prices could be carried out by maintaining the availability of beef either through import (short and medium term) or efforts to provide cattle seeds and local beef cattle in the long term. A competitive beef business climate is also needed so that discrepancies in price changes between markets could be reduced.
Keywords: Beef, Volatility, GARCH, Vector Auto Regression, Price Stabilisation
JEL Classification: F12, F13, F15