ABSTRAKPrevalensi wirausahawan perempuan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Perempuan memiliki peranan yang semakin nyata dalam menyumbangkan pertumbuhan ekonomi dalam skala global. Meskipun kajian profesionalisme dan performa wirausahawan perempuan dalam pengeloaan usaha telah banyak dikaji, namun kajian mengenai inter-relasi antara kehidupan kerja dan relasi perkawinan wirausahawan perempuan belum mendapatkan porsi yang cukup ekstensif. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan fenomenologi pada enam wirausahawan perempuan di Jawa dan Bali untuk memahami pola interaksi kuasa dalam relasi perkawinan pada wirausahawan perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga bentuk interaksi kuasa yang terepresentasi pada relasi perkawinan wirausahawan perempuan, yakni dominan, egalitarian, dan subordinat. Temuan ini menunjukkan adanya interaksi antara gaya kepemimpinan yang ditunjukkan dalam mengelola bisnis terhadap pola relasi yang dibentuk terhadap pasangan. Temuan ini juga menunjukkan relativitas peranan sosio-ekonomi dalam memprediksi interaksi kuasa yang dimanifestasikan dalam relasi perkawinan. Implikasi dari temuan ini bermanfaat bagi program revitalitasi kesehatan mental keluarga dengan konstelasi pasangan yang sama-sama berkarir.
Kata kunci: interaksi kuasa, fenomenologi, relasi perkawinan, wirausahawan perempuan.
ABSTRACTThe number of women entrepreneurs is getting increased every year, so that women play important role in contributing economic growth in the global area. Despite extensive studies on the topic of women entrepreneurs, most of them are focused on the themes of professionalism and performance in the workplace. The important yet neglected issue on women entrepreneurs is their inter-relation between work life and personal life. Through phenomenological approach, the present research attempted to understand power relation in marital relationship among six women entrepreneurs in Java and Bali. The result shows that there are three forms of power relation, namely dominant, egalitarian, and subordinate. The findings give evidence the way women entrepreneurs managed the business could affect their marriage. Furthermore, the result also reflects relativity of socio-economics aspect in determining power relation in marital relationship. Implication of the present research gives perspectives on the mental health family revitalization programme in breadwinners married couples.