More Attractive More Identified: Distinctiveness in Embedding Place Identity

Lathersia

Putri

et al. 2020

Pariwisata merupakan faktor penting dalam membentuk identitas pada suatu kawasan. Pariwisata berkelanjutan sendiri merupakan pariwisata yang memperkirakan dampak ekonomi, lingkungan, serta sosial budaya untuk masa yang akan datang. Kekahasan suatu kawasan pariwisata dapat menambah nilai dan kesan baik terhadap wisatawan. Penjualan produk - produk lokal kepada wisatawan juga dapat menurunkan angka kemiskinan masyarakat lokal. Oleh sebab itu keterkaitan antara pariwisata dan distinctiveness sangatlah signifikan karena kekhasan lokal yang dapat menghidupkan pariwisata kawasan sehingga dapat terus dikunjungi oleh wisatawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan teori keterkaitan antar pariwisata berkelanjutan dan distinctiveness. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah tinjauan literatur teoritis yang berfokus pada kumpulan teori yang telah ditemukan pada penelitian sebelumnya kemudian mencari keterkaitan di antara teori-teori tersebut untuk mengembangkan sebuah teori baru. Berdasarkan hasil kajian teori ditemukan tiga aspek pariwisata berkelanjutan yaitu ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya yang berdasarkan pada empat elemen distinctiveness yaitu landmark, keunikan, karakterter tertentu dan perbedaan persepsi. Tourism is an important factor in shaping the identity of an area. Sustainable tourism itself is tourism that estimates the economic, environmental and socio-cultural impacts for the future. The particularity of a tourism area can add value and a good impression on tourists. Sales of local products to tourists can also reduce poverty rates for local people. Therefore the link between tourism and distinctiveness is very significant because of the local uniqueness that can revive regional tourism so that it can continue to be visited by tourists. The purpose of this study is to find a theory of the relationship between sustainable tourism and distinctiveness. The method used in this study is a review of theoretical literature that focuses on a collection of theories that have been found in previous studies and then look for links between these theories to develop a new theory. Based on the results of the theoretical study, three aspects of sustainable tourism are found, namely economic, environmental, and socio-cultural based on four distinctiveness elements namely landmarks, uniqueness, certain characteristics and differences in perception.

Section: Pendahuluanunclassified

“…Kekhasan dapat membuat orang merasakan pengalaman yang berbeda di setiap destinasi yang dikunjunginya [6]. Pengalaman dari distinctiveness dapat menciptakan reaksi emosional dan psikologi antara turis dan tempat [1]. Apabila sebuah kawasan tidak memiliki kekhasan atau karakter, maka kawasan ini akan terkesan membosankan dan mungkin saja dilupakan.…”

Section: Pendahuluanunclassified

Kajian Teoritis: Pariwisata Berkelanjutan berdasarkan Distinctiveness

Lathersia

Putri

et al. 2020

“…Keuntungan yang diperoleh dari pariwisata tidak hanya sebagai sumber pembangunan daerah namun juga dapat menjadi upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat. Interaksi sosial dengan masyarakat lokal serta pengalaman wisata yang didapatkan menjadi alasan wisatawan untuk datang dan kembali lagi untuk berkunjung [1] [2]. Salah satu pariwisata yang sedang berkembang di berbagai belahan dunia adalah pariwisata berkelanjutan.…”

Section: Pendahuluanunclassified

Pengembangan Tata Hijau Wisata Berkelanjutan Bukit Lawang

Sinaga

2019

Bukit Lawang merupakan kawasan wisata alam yang terletak di Sumatera Utara, yang memiliki potensi wisata alam yang terkenal baik domestic maupun mancanegara. Bukit Lawang juga merupakan salah satu tujuan wisata prioritas di Kabupaten Langkat yang juga merupakan bagian dari kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Untuk meningkatkan pariwisata di Bukit Lawang, dibutuhkan Penataan kawasan yang berbasis wisata berkelanjutan. Pengembangan Tata Hijau Bukit Lawang adalah salah satu cara untuk meningkatkan Pariwisata, kunjungan wisatawan dan menjaga kelestarian kawasan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Tata Hijau Bukit Lawang, berbasis Pariwisata Berkelanjutan. Penelitian dilakukan dengan menganalisis aspek Tata Hijau/vegetasi seperti Bentuk vegetasi, warna, jenis vegetasi, Tata letak dan jarak vegetasi serta ketinggian vegetasi. Hasil dari penelitian ini adalah konsep pengembangan Tata Hijau wisata Berkelanjutan Di Bukit Lawang yang dapat digunakan untuk mengembangkan pariwisata di Bukit Lawang Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Bukit Lawang is a natural tourism area located in North Sumatra, which has the potential of natural tourism which is well-known both domestic and foreign. Bukit Lawang is also one of the priority tourist destinations in Langkat Regency which is also part of the Gunung Leuser National Park (TNGL) conservation area. To increase tourism in Bukit Lawang, a sustainable tourism-based regional arrangement is needed. Development of the Bukit Lawang Green System is one way to increase tourism, tourist visits and maintain the sustainability of tourist areas. This study aims to develop the Bukit Lawang Green System, based on Sustainable Tourism. The study was conducted by analyzing aspects of vegetation such as the shape of vegetation, color, type of vegetation, layout, and distance of vegetation and height of vegetation. The result of this study is the concept of developing a Sustainable Green Tourism in Bukit Lawang that can be used to develop tourism in Bukit Lawang, Langkat District, North Sumatra.

“…It contains comfort, safety, and easy access inside (Twigger- Ross & Uzzell, 1996;Winkel, 1981). Distinctiveness comes from one's perception of the difference between one place to another (Berman, 2006;Ginting, Nasution, & Rahman, 2017).…”

Section: Place Identitymentioning

confidence: 99%

The Role of Place Identity in Planning Heritage Tourism

Rahman

Subhilhar

et al. 2018

IJPD

Self Cite

Spatial planning can improve one’s quality of life by enhancing the environmental quality and its potential. Thus, the application of the concept of identity into the planning process is essential in emphasizing the significance of a place, especially in heritage tourism area, where tourist satisfaction is obtained from the tourism objects peculiarities that become the place identity. However, similar studies are still limited so that this study will contribute to filling the gaps. This study is conducted in Maimoon Palace District, a historic area in Medan. This study aims to examine the application of the concept of spatial planning based on the area identity. A qualitative method is used to collect the data about spatial planning elements in the area. The findings indicate that the existing spatial planning has already contained the place identity. However, many problems in spatial planning elements still cause a chaotic view of the area. Therefore, the government should improve the area not only by improving the physical quality but also increasing tourist satisfaction to enhance tourism attractiveness.