Irigasi dan instrumentasi merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam perawatan saluran akar gigi. Penggunaan instrumen manual dan instrumen yang digerakkan mesin, akan menghasilkan smear layer yang menutupi dinding saluran akar dan tubuli dentin yang terbuka.Pembersihkan debridement secara menyeluruh serta pembersihan smear layer merupakan landasan untuk mencapai keberhasilan perawatan saluran akar gigi. Irigasi dengan sodium hipoklorit (NaOCl) yang dikombinasi dengan bahan khelasi seperti Ethylenediaminetetraacetic (EDTA) telah direkomendasikan untuk pembersihan komponen organik dan komponen inorganik dari smear layer secara efektif. Namun, EDTA dapat bersifat erosif terhadap dentin, konsekuensinya mempengaruhi sifat kekerasan, permeabilitas dan pelarutan dentin di bagian dalam akar gigi. Penggunaan NaOCl tidak mampu membersihkan smear layer, karena hanya efektif terhadap debris organik. Oleh karena itu,dibutuhkan penelitian untuk mencari larutan irigasi yang lebih kompatibel, efesien membersihkan smear layer dan menyebabkan erosi dentin yang lebih rendah. Saat ini, chitosan telah diteliti di bidang kedokteran gigi.Chitosan adalah polisakarida alamiah, berasal dari deasetilasi chitin yang terdapat pada cangkang kepiting dan udang. Chitosan memiliki kemampuan khelasi, biokompatibel, biodegradasi, bioadhesi dan tidak toksik terhadap tubuh manusia. Hasil-hasil penelitian terbaru telah menyimpulkan bahwa irigasi akhir dengan larutan Chitosan 0,2% setelah irigasi dengan larutan NaOCl, lebih efesien dalam membersihkan smear layer dibanding bahan irigasi lainnya dan menyebabkan erosi lebih sedikit pada dentin akar gigi. Chitosan dapat dipertimbangkan sebagai alternatif bahan irigasi dalam perawatan saluran akar gigi karena memiliki kemampuan khelasi pada dentin saluran akar gigi.