Nasionalisme dalam lintasan sejarah perjuangan bangsa di Lombok Barat 1942-1950

Abstract

Penelitian ini mengkaji bahwa nasionalisme rakyat Indonesia sesungguhnya telah tumbuh jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Hal ini seiring dengan munculnya kaum terpelajar Indonesia. Memasuki masa kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan, sumbangan perlawanan rakyat di Lombok Barat dapat dipahami merupakan penguatan atas apa yang telah dicapai sejak proklamasi 17 Agustus 1945. Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana peran nasionalisme masyarakat Lombok Barat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia tahun 1942-1950? Tujuan penelitian untuk menjelaskan mengenai sumbangan masyarakat Lombok Barat melalui semangat nasionalisme ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia tahun 1942-1950. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan tahapan yaitu, heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan sosial budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang melatarbelakangi peristiwa perlawanan masyarakat Desa Bayan/Sesait dan peristiwa-peristiwa penting di Lombok Barat setelah proklamasi merupakan bentuk nasionalisme baru dalam konteks Indonesia sebagai cita-cita para kaum terdidik Indonesia sebelum merdeka. Tekad Amak Jaliyah menginisiasi perlawanan terhadap pemerintah Jepang menandakan bahwa kesadaran nasional sebagai buah pikir nasionalisme telah tumbuh pada lokalitas daerah di Lombok Barat. Hal ini membuktikan bahwa jati diri bangsa dan kesadaran nasional telah tumbuh dan berkembang di daerah-daerah sebelum Indonesia merdeka.

Innovation of Islamic Religious Education in Forming the Character of State Defense in the Junior High School of Jakarta

“…Historical facts record that the arrival of these two Western imperialists gave rise to an armed resistance movement from the Indonesian people, especially Muslims. This resistance movement against the invaders is what in the writing of history is referred to as the nationalism movement (Alfaqi, 2016;Rasyad et al, 2022;Rasyid & Tamara, 2020). But by the Western imperialists at that time, the meaning of nationalism was distorted into; that nationalism and patriotism in a positive sense are only owned by the West, Western imperialists call the movement of Islamic nationalism and patriotism as acts of fanaticism and xenophobhia (anti-foreign and terrorist attitudes), Muslim nationalism is equated with chauvinism (chaos) because Muslims from Asia and Africa are backward and savage nation (Cipta, 2021;Soyomukti, 2012).…”