Heterosis in F1-hybrids is very closely related to processes during plant growth. The purpose of this study was to obtain information on some growth characters that supported positive heterosis for yield. The experiment was carried out at KP. Sukamandi on the rainy season in 2016, used a Randomized Block Design with three replications. The material used in this study were four superior hybrid varieties (Hipa 9, Hipa 18, Hipa 19, and Hipa East Java 2) and their parents (maintainer and restorer strains). The results showed that the four materials tested had positive heterosis values with an average value of 4.23-25.03% for the characters of plant height, tiller number, grain number per panicle, weight of 1000 grains, and yield. Heterobeltiosis values ranged from 2.06% to 13.62% for the characters of plant height, tiller number, grain number per panicle, and yield. Growth characters that were positively correlated to yield increase were plant height, leaf area in the primordia phase, and weight of 1000 grains. The four hybrid materials tested had similar leaf area per clump in the primordia phase, but only Hipa Jatim 2 still had the highest leaf area in the physiological cooking phase. All four hybrids had better leaf thickness characteristics than their parents. F1 average showed increased number of grain per panicle compared to the two parents, especially in Hipa 18 and Hipa 19, which had a higher weight per 1000 grains than the two parents.
ABSTRAKHeterosis pada F1-hibrida sangat berkaitan erat dengan proses-proses selama pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkaninformasibeberapa karakter pertumbuhan yang mendukung heterosis positif terhadap hasil. Percobaan dilaksanakan di KP. Sukamandi pada musim hujan 2016, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat varietas unggul hibrida (Hipa 9, Hipa 18, Hipa 19, dan Hipa Jatim 2) dan tetuanya (galur maintainer dan restorer). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat materi yang diuji mempunyai nilai heterosis positif dengan nilai rata-rata 4,23-25,03% pada karakter tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah gabah per malai, bobot 1000 butir, dan hasil. Nilai heterobeltiosis berkisar antara 2,06% sampai 13,62% pada karakter tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah gabah per malai, dan hasil. Karakter-karakter pertumbuhan yang berkorelasi positif terhadap peningkatan hasil yaitu tinggi tanaman, luas daun pada fase primordia, dan bobot 1000 butir. Keempat materi hibrida yang diuji mempunyai luas daun per rumpun yang setara pada fase primordia, namun hanya Hipa Jatim 2 yang masih mempunyai luas daun tertinggi pada fase masak fisiologis,. Keempatnya mempunyai karakter ketebalan daun yang lebih baik dibanding tetuanya. Rata-rata F1 menunjukkan perbaikan jumlah gabah per malai dibanding kedua tetuanya, terlebih pada Hipa 18 dan Hipa 19 yang juga mempunyai bobot 1000 butir lebih tinggi dibandingkan kedua tetuanya.