Neglected Fracture in Maxillofacial: Case Series

Abstract

Introduction: Neglected fracture is a condition of fracture that is not handled or mishandled, resulting in a state of delay in treatment, or a worse condition and even a disability. The technical difficulty was associated with a greater incidence of complications and often lead to a suboptimal result. A more precise understanding of maxillofacial fracture's demographic patterns will help healthcare providers manage maxillofacial injuries. Method: Twenty-nine patients with neglected maxillofacial fractures were registered in the Division of Plastic Reconstructive and Aesthetic Surgery, Dr. Kariadi Central-General Hospital Semarang, January 2015 to December 2018. The collected information included gender, age, etiology, and site of fracture. Some of the cases are presented. Result: Neglected fracture of maxillofacial occurred predominantly in young adults. The male population was more frequently affected (62%)—most patients with neglected maxillofacial fractures associated with MVA (84%). The Mandible was the most common site of the fracture, followed by ZMC. Conclusion: The possibility of a fracture of Mandible and ZMC or adjacent bones should be considered in any facial trauma, especially related to MVA injury. Early and proper management will provide a better result.

Neglected volar barton fracture in adult managed in a rural setting : a case report

“…As there is no universal consensus regarding the definition of neglected fractures, various definitions for different locations and types of fractures are reported in the literature. The general agreement is ‘fractures that are not handled or mishandled resulting in treatment delay, worsening of the fracture and even a disability’ to be considered as neglected fractures 4 , 5 .…”

<p><strong>Karakteristik fraktur palatum yang disertai fraktur dentoalveolar pada pasien trauma maksilofasial</p></strong><p><em><strong>Characteristics of palate fracture accompanied with dentoalveolar fracture in patients with maxillofacial trauma</p></em><strong>

“…Anak laki-laki fraktur dentoalveolar hampir dua kali daripada anak perempuan dengan insiden puncak pada 2 sampai 4 tahun dan 8 sampai 10 tahun. 14,15 Berdasarkan klasifikasi Ellis, fraktur dentoalveolar dibagi menjadi 9, yaitu klas I tidak ada fraktur atau fraktur mengenai email, klas II fraktur mengenai dentin dan belum mengenai pulpa, klas III fraktur mahkota dengan pulpa terbuka, klas IV gigi mengalami trauma sehingga gigi menjadi non vital dengan atau tanpa hilangnya struktur mahkota, klas V hilangnya gigi, klas VI Fraktur akar dengan atau tanpa hilangnya struktur mahkota, klas VII perpindahan gigi, klas VIII fraktur mahkota sampai akar, dann klas IX fraktur pada gigi desidui. 16 Komplikasi yang dapat terjadi akibat reduksi yang tidak tepat yang dapat menyebabkan maloklusi dan mobilitas segmen akibat fiksasi yang tidak tepat.…”

“…21,22 Jika fraktur mandibula terjadi bersamaan fraktur palatum, maka reduksi terbuka dan fiksasi anatomi fraktur mandibula terlebih dahulu dan dilanjutkan fraktur palatum dengan splinting oklusal yang sesuai. 12,13,14,23,24 Perawatan fraktur dentoalveolar pada prinsipnya sama dapat dilakukan dengan reduksi tertutup dan terbuka serta fiksasi internal dan eksternal. Fiksasi maksilomandibular pada perawatan fraktur dentoalveolar dapat dilakukan dengan penggunaan erich arch bar, hybrid arch bar, intermaxillary fixation screw, circummandibular wiring dan bracket orthodonti dengan pengait.…”

“…Semua penatalaksanaan bertujuan untuk mengembalikan posisi palatum dan memperoleh kembali fungsi oklusi. 10,11,12,13,14,15,16 Penelitian ini usia pada pasien yang mengalami kejadian fraktur palatum disertai fraktur dentoalveolar tidak ada yang di bawah usia 18 tahun atau di atas 38 tahun (tabel 1 kolom usia). Perlu penelitian lanjutan yang menyebabkan usia remaja akhir ini termasuk tinggi angka kejadian fraktur palatum disertai fraktur dentoalveolar.…”