Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan nilai-nilai sufistik yang terkandung dalam tokoh wayang Semar serta implikasinya terhadap pendidikan Islam. Semar merupakan simbol pamong dan pengayom, untuk itu perilakunya sama dengan perilaku sang mursyid. Nilai-nilai sufistik yang diajarkan oleh Semar ialah syariat atau sembah raga; tarekat atau sembah kalbu; hakekat atau sembah jiwa; makrifat atau sembah rasa; dan mahabbah atau cinta suci -asmarasanta. Hal ini mengindikasikan bahwa yang diajarkan Semar sebagaimana karakteristik tasawuf amali. Kemudian Semar juga mengajarkan rasa eling, sahid/asetik/pertapa, sabar, dan ridha atau ikhlas; hal ini juga sesuai dengan karakteristik tasawuf akhlaqi. Sedangkan karakteristik falsafi sebagaimana digambarkan oleh Semar dengan ajarannya "manunggaling kawula lawan Gusti." Nilai-nilai sufistik tokoh wayang Semar ini mengandung implikasi secara filosofis, pedagogis teoritis, dan praksis.