High rainfall intensity is major factor governing leaching process, where leaching is often the most important process of N loss from the field and lead to agricultural environmental pollution. In order to measure the movement of mineral-N in soil profile, a field research had been conducted in two sites of center vegetable farming area with six farmer cooperators in Central Java, Indonesia. Regular soil sampling was done from Improve Practice (IP) and Farmer Practice (FP) treatment for three planting seasons during 2007. Almost all treatments FP applied higher rate of N fertilizer compare to IP, but it was not reflected in N profile. Comparison of predicted and measured mineral N content was simulated using Burns model, then the closeness of the estimation and measured calculated using Coefficient of Residual Mass (CRM) calculation as an indicator with 0 as ideal value. Out of 9 measurements of IP and FP treatment, eight and seven measurements had negative CRM representinga slight overestimation. The NO 3 -N loss estimated using the Burns model for IP and FP was in average of 67% for IP and 71% for FP of total N fertilizer added or 67% for IP and 76% for FP of total-N surplus, respectively. The calculation of potential nitrate concentration (PNC) at 1 m soil depth at the end of the third season showed a high concentration with significant different of IP and FP having mean value of 59.8 and 82.5 mg N L -1 . From the gathered data it was obvious that over N fertilization had negative effect to agricultural environment.
Keywords:Farmer practice, improve practice, N loss, over N fertilization Intensitas curah hujan yang tinggi adalah faktor utama yang mendorong terjadinya proses pencucian, dimana pencucian ini adalah proses yang sangat penting terhadap kehilangan N dari lahan dan memicu terjadinya polusi lingkungan pertanian. Dalam upaya untuk mengukur pergerakan mineral N pada profil tanah, penelitian lapang telah dilaksanakan di dua lokasi sentra budidaya sayuran dengan enam petani kooperator di Jawa Tengah, Indonesia. Secara periodik sampling tanah telah dilakukan pada petak perlakuan Improve Practice (IP) dan Farmer Practice (FP) selama tiga musim tanam pada tahun 2007. Hampir semua perlakuan FP mengaplikasikan pemupukan N yang lebih tinggi dibandingkan dengan IP, tetapi tidak terefleksi pada profil N tanah. Perbandingan dari perkiraan dan pengukuran kadar mineral N telah disimulasi menggunakan model Burns , kemudian kedekatan dari estimasi dan pengukuran dihitung menggunakan Coefficient of Residual Mass (CRM) sebagai indicator dengan nilai 0 sebagai nilai ideal. Dari 9 kali pengukuran perlakuan IP dan FP, delapan dan tujuh pengukuran mempunyai nilai CRM negative yang menunjukkan sedikit over estimasi. Kehilangan NO 3 -N yang diestimasi menggunakan model Burns untuk perlakuan IP dan FP terdapat pada rata-rata 67% untuk IP dan 71% untuk FP dari total pupuk N yang ditambahkan atau 67% dari perlakuan IP dan76% perlakuan FP berdasarkan total surplus N secara berturutan. Perhitungan dari potential ni...