“…Selain antropologi forensik, arkeologi forensik adalah disiplin yang cepat berkembang dalam bidang arkeologi, yang dirancang untuk membantu pihak kepolisian dan aparat penegak hukum lain dengan berbagai keterampilan yang begitu khusus (Dirkmaat & Adovasio, 1997;Hugland, 2001;Owsley, 2001;Hunter, 2002;Skinner et al, 2003;Gould, 2004a;Gould, 2004b;Ferlini, 2007;Cox et al, 2008;Litherland et al, 2008;Davenport & Harrison 2011;Dupras et al, 2012). Keterampilanketerampilan ini berkisar dari identifikasi sisa-sisa hayat dari lokasi-lokasi kubur klandestin, penggalian dan perekamannya yang (Skinner, 1987;Hoshower, 1998;Neave, 2000;Hugland, 2001;Owsley, 2001;Hochrein, 2002;Hunter, 2002;Duhig, 2003;Hunter & Cox, 2005a, 2005bJessee & Skinner, 2005;Menez, 2005;Tuller & Đurić, 2006;Bernardi & Fondebrider, 2007;Cox et al, 2008;Dirkmaat et al, 2008;Cheetham & Hanson, 2009;Holland & Connell, 2009;Barone, 2012;Cabo et al, 2012;Dupras et al, 2012;Tuller, 2012;Hunter et al, 2013).…”