Normative Tensions: European Sanction vs. ASEAN’s Non-Interference in the Case of Myanmar

Abstract

AbstrakPaper ini berusaha menjelaskan relevansi antara kebijakan sanksi Uni Eropa dan kebijakan constructive engagement ASEAN. Teori NPE yang dikemukakan oleh Ian Manner ini menjadi pisau analisis yang efektif untuk menjelaskan kebijakan sanksi Uni Eropa. Artikel ini akan mengelaborasi argumentasi Thomas Diez yang menekankan refleksi identitas Uni Eropa sebagai elemen utama teori NPE. Dalam penelitian ini akan dikaji pembentukan identitas UE yang dihadapkan berlawanan dengan ASEAN. Perubahan yang terjadi Myanmar akhir-akhir ini menjadi dasar bagi UE untuk menunda sanksi. Ini menjadi pertanyaan yang menarik karena berbagai laporan dari lembaga swadaya masyarakat internasional justru menunjukkan reformasi yang terjadi di Myanmar lemah dan tidak berkelanjutan. ASEAN muncul menjadi mitra utama Myanmar dalam demokratisasi dan pembangungan hak asasi manusia di Myanmar. Keywords: Normative Power Europe, EU sanction, ASEAN, constructive engagement, Aung San Suu Kyi AbstractThis article attempted to explain the relevancy of European sanction policy and ASEAN's constructive engagement on Myanmar. In many case, normative power Europe theory which is pioneered by Ian Manners, has been an effective tool to explain the EU's sanction policy. In this article, it will emphasize Thomas Diez's postulation of the reflexivity of the EU's identity as the main aspect of NPE. Consequently, it will elaborate on how EU's identity is constructed against ASEAN who adopted constructive engagement. However, recent change in Myanmar has provoked the EU to postpone their sanction. It is puzzling because many reports from International Non-Government Organizations show that the reform in Myanmar is weak and unsustainable. ASEAN emerged as important partner for Myanmar in driving democratization and human rights regime construction in Myanmar.

Environmental Diplomacy: Case Study of the Eu-Indonesia Palm Oil Dispute

“…Myanmar"s military junta due to its record on gross human rights abuse found disagreement with ASEAN"s policy on constructive engagement. EU"s democratic and human rights mandate has influenced ASEAN member states to promote Asian values that emphasized order, culture and stability (Robertua, 2014).…”