DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. DBD tidak hanya terjadi di pemukiman tetapi juga di industri. Banyaknya tempat perkembangbiakan menyebabkan populasi nyamuk semakin meningkat. Berbagai upaya pengendalian kimiawi maupun alami telah dilakukan. Resistensi nyamuk terhadap insektisida kimia mendorong untuk mengembangkan upaya pengendalian vektor nyamuk DBD yang lebih aman dan ramah lingkungan. Upaya tersebut menggunakan perangkap nyamuk dengan atraktan fermentasi gula merah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui variasi konsentrasi fermentasi gula merah yang efektif sebagai atraktan nyamuk Aedes aegypti di PT. X. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan metode Posttest Only Control Group Design. Pengujian atraktan dilakukan pada 3 variasi konsentrasi fermentasi gula merah yaitu 30%, 35%, dan 40%. Perangkap nyamuk tanpa fermentasi gula merah digunakan sebagai kontrol. Sampel yang digunakan pada penelitian yaitu nyamuk yang berada di area dalam kantor. Hasil analisis data menggunakan One Way Anova menunjukkan terdapat perbedaan antara konsentrasi fermentasi gula merah dengan daya tarik nyamuk karena nilai p sebesar 0.031 (< 0.05). Konsentrasi fermentasi gula merah 35% (47,2%) paling efektif untuk menarik nyamuk masuk kedalam perangkap. Disarankan penelitian selanjutnya meneliti variasi konsentrasi fermentasi gula merah yang efektif sampai 100% untuk menarik nyamuk masuk kedalam perangkap.