Latar Belakang: Menurut data SSGI tahun 2022, prevalensi gizi lebih pada balita di Indonesia yaitu 3,5%, di Jawa Tengah 3,2% sedangkan di Kabupaten Kebumen sebesar 3,3%. Balita gizi lebih memiliki resiko mengalami gangguan perkembangan motorik kasar sebesar 12 kali lebih besar dibandingkan dengan balita status gizi normal. Saat ini, masih sedikit program kesehatan yang fokus terhadap pengentasan obesitas pada balita.
Tujuan: Mengetahui gambaran pola asuh pemberian makan dan perilaku makan balita obesitas sehingga dapat dijadikan referensi pembuatan program pencegahan balita obesitas di Kabupaten Kebumen.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan wawancara mendalam. Informan berjumlah sepuluh orang terdiri dari informan utama yaitu orang tua balita obesitas dan informan kunci yaitu ahli gizi dan bidan Puskesmas.
Hasil: Sebagian besar orang tua balita obesitas tidak berusaha dengan keras untuk menyuruh anaknya makan, jarang menjanjikan sesuatu agar anak bersedia makan, serta sering memperbolehkan anak memilih makanan yang disukainya. Orang tua memberikan kesempatan balita untuk menambah porsi makan serta memperbolehkan mengambil makanannya sendiri. Sebagain besar perilaku makan balita obesitas yaitu frekuensi makan utama 2 sampai 3 kali per hari, frekuensi minum susu formula lebih dari 8 botol per hari, sering mengonsumsi makanan selingan tinggi kalori dan gula. Pada balita dibawah satu tahun, terdapat riwayat selalu diberikan MP ASI pabrikan mulai usia 6 bulan.
Kesimpulan: Program edukasi pencegahan balita obesitas berbasis pola asuh parental demandingness dan responsiveness serta pola makan yang tepat sangat diperlukan untuk mengurangi angka gizi lebih pada balita di Kabupaten Kebumen.