Pendahuluan. Penyakit jantung koroner (PJK) dan obstructive sleep apnea (OSA) merupakan dua masalah kesehatan yang umum dan kompleks. Keduanya memiliki risiko tinggi terjadinya kematian jantung mendadak (KJM). Dispersi QT (QTd) pada elektrogram merupakan ukuran heterogenitas repolarisasi miokardial yang mampu memprediksi kejadian aritmia ventrikular yang menjadi penyebab KJM. Selama ini, belum ada publikasi mengenai hubungan keparahan PJK dengan QTd pada pasien OSA di Indonesia. Metode. Dilakukan studi potong lintang pada 29 pasien PJK yang disertai OSA selama tahun 2015 yang telah menjalani korangiografi dan polisomnografi dengan dispersi QT dari hasil rekaman jantung di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Dispersi QT (QTd) didapat dari selisih QT terkoreksi (QTc) maksimum dengan QTc minimum. Keparahan PJK dinilai dengan skor Gensini yang didapat dari hasil rekaman korangiografi di cathlab. Hasil. Didapatkan median skor Gensini 10 (rentang 1-112). Rerata QTc maks 459,76 mdet (simpang baku [SB] 41,39 mdet), rerata QTc min 386,72 mdet (SB 31,61 mdet), dan median QTd 56 mdet (rentang 14-201 mdet). Uji korelasi Spearman menunjukkan adanya korelasi positif lemah antara skor Gensini dengan QTd (r = 0,494; p = 0,006). Simpulan. Keparahan PJK berdasarkan skor Gensini yang disertai OSA berkorelasi positif lemah dengan QTd.