ABSTRAKTepung beras pragelatinisasi merupakan salah satu ingredien yang dapat mengurangi penyerapan minyak. Proses gelatinisasi dapat dilakukan dengan metode pengeringan drum, ekstrusi, dan pengukusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik gelatinisasi tepung beras dengan pengeringan drum, ekstrusi, dan pemasakan nasi terhadap daya ikat air, derajat gelatinisasi dan penyerapan minyak. Penyerapan minyak dianalisis dengan menggunakan model pangan yang telah disubtitusi 50 % tepung pragelatinisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat gelatinisasi dan daya ikat air pada tepung pragelatinisasi dari pengeringan drum lebih tinggi daripada proses ekstrusi dan pemasakan nasi. Penurunan penyerapan minyak tertinggi dihasilkan pada produk dengan penggunaan tepung pragelatinisasi pengeringan drum yaitu 33,70 %, sedangkan ekstruder sebesar 13,32 % dan pemasak nasi sebesar 10,09 %.Kata kunci: Penggorengan minyak terendam; gelatinisasi; penyerapan minyak; tepung beras pragelatinisasi ABSTRACT Pregelatinized rice flour is one of ingredients that can reduce oil uptake. Gelatinization can be processed by drum drying, extrusion, and steaming. The aim of this research was to know the effect of gelatinization rice flour by drum drying, extrusion, and cooking rice on water holding capacity, degree of gelatinization, and oil uptake. Oil uptake was analyzed by using food model that substituted with 50 % pregelatinized flour. Results indicated that degree of gelatinization and water holding capacity of pregelatinized flour by drum drying was higher than extrusion and cooking rice. The highest reducing oil uptake of product was produced using pregelatinized flour by drum dryer was 33.70 % while by extruder which was 13.32 % and rice cooker was 10.09 %.Keywords: Deep fat frying; gelatinization; oil uptake; pregelatinized rice flour
PENDAHULUANPenggorengan minyak terendam merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk proses pengolahan secara komersial di industri pangan. Penggorengan minyak terendam ini memungkinkan terjadinya penyerapan minyak ke dalam bahan pangan sebagai pengganti air yang hilang karena evaporasi selama penggorengan. Penyerapan minyak dalam makanan yang digoreng berkisar 4-14 % dari total beratnya (Ghidurus dkk., 2010). Konsumsi makanan berlemak tinggi ini dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti obesitas, hipertensi, dan jantung koroner (Meulenaer dan Camp, 2007), sehingga minyak menjadi titik kritis dari produk gorengan yang perlu diturunkan (Porta dkk., 2012). Minyak