Sebagai negara kepulauan terbesar Indonesia memiliki luas wilayah 7,81 juta km2, luasnya wilayah tersebut berpengaruh terhadap populasi penduduk yang tinggi serta berdampak pada penggunaan kebutuhan energi, salah satunya yaitu sumber energi listrik. Kondisi saat ini penggunaan pembangkit tenaga listrik masih menggunakan energi fosil sebagai sumber energi, yakni batu bara sebesar 63,92% dan gas sebesar 18,08%. Hal ini berdampak pada naiknya kebutuhan energi Indonesia, bahkan saat ini kebutuhan energi masih mencapai 44% dari keseluruhan konsumsi energi di Asia Tenggara.. Apabila hal tersebut dibiarkan dikhawatirkan Indonesia akan mengalami krisis energi, sebab energi fosil tidak dapat diperbarui dan akan habis. Kebutuhan energi berkelanjutan merupakan point ke 7 dari tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) sehingga diperlukan upaya agar dapat tercapai ketahanan energi khususnya energi listrik. Dalam upaya mewujudkan SDGs optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan perlu ditingkatkan sebagai solusi pengganti pembangkit listrik berbahan bakar fosil menjadi energi lebih ramah lingkungan serta mengurangi pemanasan global. Salah satu sumber energi terbarukan yang melimpah serta sangat berpotensial untuk dikembangkan, yakni sumber daya air. Akan tetapi, kondisi saat ini pembangkit listrik tenaga air yang digunakan mengalami beberapa kekurangan di antaranya ukuran yang besar, tidak praktis, dan sulit dalam perawatan. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menawarkan sebuah inovasi pada pembangkit listrik berupa turbin air yang lebih portabel, mudah digunakan serta, efektivitas daya yang lebih besar. Menggabungkan potensi sumber energi air dan inovasi Turbine Mini Hydro diharapkan dapat menjadi solusi pengganti sumber energi listrik berbahan bakar fosil sehingga dapat memenuhi kebutuhan energi listrik guna Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 dalam ketahanan energi.