Unit-unit pembangkit tidak berada dalam jarak yang sama dari pusat beban dan unit-unit pembangkit tersebut mempunyai biaya pembangkitan yang berbeda-beda. Pada kondisi operasi normal, kapasitas pembangkit harus lebih besar dari jumlah beban dan rugi-rugi daya pada sistem. Konsumen membayar sejumlah daya yang mereka gunakan kepada perusahaan listrik, perusahaan listrik memproduksi listrik secara efektif supaya tidak ada daya yang terbuang. Salah satu cara memperkecil biaya pembangkitan yaitu menggunakan economic dispatch. Economic dispatch digunakan untuk membagi daya yang harus dibangkitkan oleh masing-masing pembangkit dari sejumlah pembangkit yang ada untuk memenuhi kebutuhan beban yang bertujuan untuk mendapatkan biaya bahan bakar yang minimum sehingga perusahaan listrik dapat meredam pengeluaran keuangan. Dua buah metode economic dispatch akan dibandingkan pada penelitian ini yaitu metode iterasi lamda dan metode quadratic programming. Perbandingan ini bertujuan untuk menentukan besarnya daya dan biaya pada sistem pembangkit termal. Metode iterasi lamda mempunyai kelemahan yaitu tidak mempertimbangkan batas kemampuan dari sebuah pembangkit, sedangkan metode quadratic programming mempertimbangkan batas kemampuan dari pembangkit. Hasil penelitian menunjukkan metode quadratic programming mempunyai hasil yang lebih baik. Pada perhitungan economic dispatch dengan jumlah pembangkit yang lebih banyak, metode quadratic programming lebih unggul jika dibandingkan dengan metode iterasi lamda.