Perusahaan manufaktur yang beroperasi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, menghadapi tantangan dalam penyusunan tata letak lantai produksi. Permasalahan utamanya adalah kurangnya strategi dalam menempatkan departemen secara efisien. Departemen yang memiliki hubungan urutan aliran bahan ditempatkan dengan jarak yang cukup jauh. Keadaan ini menyebabkan alur produksi mengalami backtracking dan silang, menghambat efisiensi. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi lantai produksi dengan merancang ulang tata letak fasilitas menggunakan metode algoritma CORELAP. Tujuannya adalah untuk meminimalkan jarak material handling. Metode ini mempertimbangkan hubungan kedekatan berdasarkan ARC, dengan pemeringkatan dalam TCR untuk memilih departemen sebagai pusat layout. Penempatan departemen lainnya menggunakan metode western edge dengan mengacu pada nilai TCR. Hasilnya adalah perbaikan tata letak yang menghasilkan total jarak material handling yang lebih efisien dibandingkan dengan tata letak awal. Data pengolahan menunjukkan perbedaan yang signifikan antara tata letak awal dan usulan. Total momen perpindahan material pada tata letak awal adalah, sebagai contoh, 689 m/hari untuk Proses A, 599 m/hari untuk Proses B, 418 m/hari untuk Proses C, dan 325 m/hari untuk Proses D. Sementara itu, tata letak usulan mengalami penghematan dengan total momen perpindahan material masing-masing sebesar 318 m/hari, 258 m/hari, 227 m/hari, dan 168 m/hari. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan metode CORELAP efektif dalam meminimalkan jarak material handling dan meningkatkan efisiensi tata letak lantai produksi.