Prioritas pembangunan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional semakin meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan produksi salah satunya dengan penggunaan pupuk anorganik, namun penggunaan yang terus menerus memicu terjadinya degradasi lahan dan air. Pupuk organik merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki kondisi tersebut. Penelitian bertujuan untuk menganalisis respon pertumbuhan, hasil dan efisiensi pemakaian air padi Inpari 33 pada perlakuan pupuk anorganik dan organik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Desember 2020 di IP2TP Sukamandi Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Subang Jawa Barat. Rancangan percobaan yang digunakan split plot design dengan tiga ulangan. Petak utama adalah pupuk anorganik yang terdiri dari perlakuan tanpa NPK (kontrol), tanpa N, tanpa K, tanpa P dan NPK. Anak petak yaitu pupuk organik terdiri dari pupuk kandang sapi, kompos jerami dan tanpa organik. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pupuk anorganik meningkatkan jumlah anakan 44-49%, nilai SPAD 11-12%, hasil 33-51%; dan efisiensi pemakaian air tertinggi 1.17 g gabah L-1 air pada perlakuan tanpa pupuk P. Pupuk organik tidak meningkatkan pertumbuhan, hasil dan efisiensi penggunaan air. Interaksi pupuk anorganik dan organik mempengaruhi jumlah anakan, jumlah malai per rumpun, berat 1,000 butir dan total evapotranspirasi. Penambahan pupuk kandang sapi sangat mempengaruhi jumlah anakan dan total evapotranspirasi pada perlakuan tanpa pupuk P.
Kata kunci: evapotranspirasi, hara, kompos, NPK, pupuk kandang