“…Secara umum, diagnosis halitosis dapat dilakukan dengan identifikasi kadar bahan volatil yang dihasilkan dan identifikasi mikroba penyebab halitosis. Penggunaan halimeter yang berfungsi mengukur kadar sulfida volatil 14 , tes BANA (N-benzoyl-DL-arginine-2naphthylamide) yang mengukur kadar sulfida sulkus gingiva 15 , kromatografi gas 16 , pengukuran dengan organoleptik 16 , electronic nose 16 , pemeriksaan kadar salivary βgalactosidase 14 , metoda ninhydrine (kadar amin saliva) 17 , inkubasi saliva 18 , cysteine challenge testing 19 merupakan beberapa cara identifikasi kadar bahan volatil penyebab halitosis.…”