Pathological changes of suspected tetrachloro dibenzo--dioxins/tetrachloro dibenzofurans toxication in beef cattle

Abstract

ABSTRAK Sani Y, Indraningsih. 2015. Perubahan patologi pada sapi potong yang diduga terpapar tetrachloro dibenzo--dioxins/tetrachloro dibenzofurans. JITV 20(3): 214-223. DOI: http://dx.doi.org/10.14334/jitv.v20i3.1189 Kontaminasi tetrachloro dibenzo--dioxins (TCDDs) dan tetra chlorinated dibenzofurans (TCDFs) dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat dan hewan seperti kanker, gangguan reproduksi, keracunan kulit dan gangguan neuorologi. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari perubahan patologis kontaminasi TCDD/Fs dalam pakan pada berbagai jaringan tubuh sapi potong yang mana TCDD/Fs dideteksi dengan GC MS/MS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa POPs (seperti DDT, heptakhlor, aldrin, dieldrin dan endrin) sebagai pemicu pembentukan dioksin terdeteksi pada semua sampel kecuali air minum ternak. Konsentrasi total OC dalam tanah antara tt-42,73 g/kg, rumput (3,30-27,66 g/kg), air sumur (0,82-1,00 g/kg), konsentrat (3,90 g/kg), serum (tt-13,08 g/kg) dan daging (tt-100,72 g/kg). Lebih lanjut nilai TEQ residu TCDDs/Fs pada daging sapi di Yogyakarta adalah 4.496,66-20.642,40 pg/g dan 717.13 pg/g (daging sapi) dan 0.037 pg/g (jaringan otak) di Solo (Jawa Tengah). Konsentrasi residu TCDD/TCDFs dalam daging sapi berada diatas batas maksimum residu (BMR) yakni sebesar 2 pg/g. Pakan ternak diketahui sebagai sumber utama kontaminasi dioksin pada daging. Perubahan makroskopik meliputi anemia, kaheksia, fibrosis hati, atropi jantung, penyumbatan rumen, konstipasi usus, perdarahan ginjal dan petechiae pada otak. Secara mikroskopis terlihat deplesia limpa, vakuolisasi interseptum, haemoragi dan akumulasi hemosiderin. Jantung mengalami degenerasi, fragmentasi dan pucat pada serabut otot dan pembengkakan inti sel. Hati terlihat pucat, degenerasi sel epitel dan kongesti. Paru-paru mengalami pneumonia, oedema pulmonum dan haemoragi ringan. Usus halus terlihat haemoragi dan infiltrasi sel mononuklear, neutrofil dan eosinofil. Otak mengalami perdarahan, perivascular cuffing dan terdapat intranuclear inclusion bodies. Hewan mengalami enteritis haemoragika, encephalitis dan degenerasi hati. ABSTRACT Sani Y, Indraningsih. 2015. Pathological changes of suspected tetrachloro dibenzo--dioxins/tetrachloro dibenzofurans toxication in beef cattle. JITV 20(3): 214-223. DOI: http://dx.doi.org/10.14334/jitv.v20i3.1189 The contamination of tetrachlorodibenzo--dioxins (TCDDs) and tetra chlorinated dibenzofurans (TCDFs) may affect human or animal health such as cancer, reproductive failure, dermaltoxicities and neurologic effects. The present study describes the effects of TCDD/TCDFs contamination in feed to various tissues of beef cattle to which TCDD/TCDFs were detected byGC MS/MS. The results revealed that POPs (DDT, heptachlor, aldrin, dieldrin and endrin) as a precursor for dioxins were detected in all samples except drinking water. The total concentration of OC in soils was Nd-42.73 g/kg, grasses (3.30-27.66 g/kg), well water (0.82-1.00 g/kg), feed mill (3.90 g/kg), sera (Nd-13.08 g/kg) and meats (Nd-100.72 g/kg). Futhermore, the...

Berdampakkah Cemaran Dioksin Bagi Keadaan Gizi Dan Kesehatan?

“…Teknik GC MS/MS dan GC HRMS menjadi teknik rujukan (technique of reference) dalam penentuan dioksin karena pertimbangan sensitifitas dan selektifitasnya. (Sani Y, 2015) Senyawa POPs, terutama DDT, aldrin, dieldrin, endrin dan heptaklor merupakan pestisida golongan organoklorin yang bersifat persisten atau sulit terurai di alam bebas dan dapat termetabolisme menjadi senyawa dioksin dan dioxin-like. Pengunaan pestisida golongan organoklorin yang tidak terkontrol dapat mencemari tanah, rumput dan air yang berdampak pada sumber pangan hewan dan manusia.…”

Dampak Cemaran Dioksin Bagi Keadaan Gizi Dan Kesehatan: Literature Review

“…Proses analisis dioksin yang dilakukan meliputi ekstraksi sampel, pemurnian sampel dan pendeteksian analit yang mengikuti kriteria yang ketat dalam quality assurance/quality control. Teknik GC MS/MS dan GC HRMS menjadi teknik rujukan (technique of reference) dalam penentuan dioksin karena pertimbangan sensitifitas dan selektifitasnya (13) .…”

“…Senyawa POPs, terutama DDT, aldrin, dieldrin, endrin dan heptaklor merupakan pestisida golongan organoklorin yang bersifat persisten atau sulit terurai di alam bebas dan dapat termetabolisme menjadi senyawa dioksin dan dioxin-like. Pengunaan pestisida golongan organoklorin yang tidak terkontrol dapat mencemari tanah, rumput dan air yang berdampak pada sumber pangan hewan dan manusia (13).…”

“…Sumber utama makanan yang terkontaminasi dioksin pada manusia dapat berasal dari produk hewani seperti susu, telur dan daging Hal tersebut disebabkan susu merupakan sumber gizi dan kelenjar susu dapat mengeluarkan beberapa zat xenobiotik, yang merupakan faktor risiko toksisitas dioksin. Konsentrasi dioksin dalam susu dipengaruhi oleh konsentrasi dioksin di padang rumput atau pakan komersial yang dikonsumsi oleh sapi atau hewan penghasil susu lainnya (13).…”

“…Konsumsi tumbuhan dan hewan perairan akan memindahkan dioksin ke dalam tubuh (16). Dioksin yang bersifat lipofilik dan waktu paruh yang panjang, sehingga dioksin (PCDD/Fs) dan dioxin-like (PCBs) dapat terakumulasi dalam rantai pangan (13). Dioksin di dalam jaringan tubuh hewan air dapat berlipat ratusan kali lebih besar dibandingkan di dalam air habitatnya (17) .…”