Modernisasi dan kebudayaan kerap menjadi dua hal yang bergesekan, budaya dianggap menjadi momok dan hambatan bagi proses integrasi globalisasi. Realitanya, elemen-elemen dalam kebudayaan yang terbentuk dari ekspresi budaya tersebut memiliki peranan dalam keberlangsungan hidup manusia. Misalnya, nilai-nilai dari tradisi kebudayaan memiliki peran dalam mengembangkan pengetahuan-pengetahuan serta sikap terhadap kehidupan dan moralitas seseorang. Dalam konteks pendidikan karakter, kebudayaan merupakan elemen yang memengaruhi terhadap perkembangan pendidikan suatu masyarakat. Salah satu sikapnya; tidak melupakan keunggulan nilai-nilai luhur yang terdapat pada budaya di suatu daerah berkearifan lokal di mana seseorang tersebut berpijak. Nilai-nilai yang diajarkan dari suatu kebudayaan tersebut nantinya menjadi salah satu aspek yang memberikan dampak dalam membentuk suatu karakter. Seperti halnya di Tatar Sunda, ada tradisi hajat lembur yang merupakan medium ekspresi masyarakatnya dalam mengaktualisasi terhadap peranan konsep ketuhanan, serta simbol moralitas dalam menghormati berkat yang telah diberikan alam. Dengan begitu, peran pembelajaran berbasis kebudayaan merupakan karakteristik yang memiliki dampak terhadap pendidikan karakter. Sehingga, tulisan ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi menyoal relevansi tradisi hajat lembur yang masih diamini masyarakat Sunda terhadap pendidikan karakternya dengan menggunakan pendekatan metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah eksplorasi literatur/studi kepustakaan.