Humans have been waste generators since birth and generate waste throughout their lives. Currently, waste is a problem that must be faced by the state, especially in terms of environment and health. By separating organic and inorganic waste, we can start household-scale waste management. The waste is processed into fertilizer. By making this organic compost we not only meet the nutritional needs of plants but also reduce too muchwaste. This work program aims to be able to provide information regarding household waste and the processing of organic waste into compost and as a substrate for TOGA planting media that is inexpensive and environmentally friendly. Partners in this activity are members of the Sri Wilis Waste Bank and residents of RT 08 RW 06 Kel. Corner Kec. Mojoroto City of Kediri. The stages in this activity are observation, waste sorting, composting, and toga planting. From the results of these activities, the organic matter can be used as compost with economic value, which is very much needed in organic farming. However, the government in this scope, namely the village government, pays little attention and takes action.
Manusia telah menjadi penghasil sampah sejak lahir dan menghasilkan sampah sepanjang hidupnya. Saat ini, sampah merupakan masalah yang harus dihadapi oleh negara, terutama dalam masalah lingkungan dan kesehatan. Dengan memisahkan sampah organik dan anorganik, kita bisa memulai pengelolaan sampah skala rumah tangga. Limbah tersebut diolah menjadi pupuk. Dengan membuat kompos organik ini kita tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman tetapi juga mengurangi limbah yang terlalu banyak. Tujuan dari program kerja ini adalah dapat memberikan informasi terkait sampah rumah tangga serta pengolahan sampah organik menjadi biokompos dan sebagai substrat media tanam TOGA yang murah dan ramah lingkungan. Mitra dalam kegiatan ini adalah anggota Bank Sampah Sri Wilis dan warga RT 08 RW 06 Kel. Pojok Kec.Mojoroto Kota Kediri. Tahapan dalam kegiatan ini yakni: observasi, penyotiran sampah, pembuatan kompos, dan penanaman toga. Dari hasil kegiatan tersebut, bahan organik tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai kompos yang bernilai ekonomis, yang sangat dibutuhkan dalam pertanian organik. Namun, pemerintah dalam lingkup ini adalah pemerintah desa kurang memperhatikan dan mengambil tindakan.