Pelatihan Pengeditan Konten Produk Dengan Menggunakan Canva Bagi Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif Desa Pengkok Kabupaten Gunungkidul

Abstract

Wabah virus corona 19 telah membawa dampak yang besar dalam bidang ekonomi hingga ke pelosok desa di seluruh Indonesia, salah satunya Desa Pengkok Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bagi rakyat yang bekerja di sektor informal tentu sangat berat dampak yang dirasakannya. Beberapa yang memiliki kemampuan lebih dapat membuat produk dalam ruang lingkup ekonomi kreatif, bagi yang tidak butuh peningkatan sumber daya manusia sehingga dapat membuat produk. Produk yang dihasilkan tentu harus segera dipasarkan. Cara pemasaran menggunakan media sosial sangat efektif dan efisien bagi mereka. Hanya kemampuan dalam membuat konten yang mengisi media sosial tersebut perlu dtingkatkan melalui pendampingan pelatihan editing video menggunakan aplikasi canva yang dapat dengan mudah diunduh melalui smartphone yang dimilikinya. Para pelaku usaha ekonomi kreatif di Desa Pengkok Patuk Gunungkidul dapat mengetahui dan memahami editing konten produk menggunakan Canva. 71,67% pelaku usaha ekonomi kreatif di Desa Pengkok Patuk Gunungkidul dapat melakukan editing konten produk menggunakan Canva. Secara keseluruhan prosentase kepuasan peserta pelatihan editing konten produk menggunakan Canva sebesar 81,48%

Pelatihan Foto Produk Berbasis Smartphone bagi Pengusaha Batik di Kampung Batik Rejomulyo

“…Pengambilan foto berdasar pendayagunaan cahaya Cahaya yang dapat memberikan hasil baik pada foto antara lain cahaya matahari langsung, ringlight ataupun cahaya lampu ruangan[9] 2. Pengambilan dengan angle yang benar Pengambilan angle yang sampai saat ini dirasa paling proporsional adalah dengan angle tengah atau biasa disebut eye level karena pengambilan angle foto dari atas kepala akan memberi efek pendek kepada model sedangkan angle foto dari bawah memberikan efek tidak ramah dan garang [10].…”

“…Pada sesi ini, masyarakat pemilik toko batik dan remaja Karang Taruna setempat sangat antusias mengikuti pelatihan dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan dan antrian untuk diajar langsung oleh tim pemateri. Pemateri memaparkan praktik pengambilan foto berdasar angle kamera dan menjelaskan kembali bahwa eye level angle menjadi yang terbaik untuk foto produk [10]. Aktivitas tersebut dijelaskan melalui dokumentasi foto berikut: Sebagai evaluasi, berdasar survey yang dilakukan sebelum dan sesudah pelatihan, terdapat peningkatan sebesar 48,1% terkait pengetahuan masyarakat tentang teknik pengambilan foto dengan eye level angle.…”