Pemahaman Karyawan BTM at-Taqwa Terhadap Tarjih Muhammadiyah Aspek Ibadah

Abstract

This study aims to reveal how the understanding of BTM at-Taqwa employees to the results of muhammadiyah tarjih verdicts, especially in the aspect of worship, is important to do considering all human resources working in muhammadiyah business charities are required to practice Islamic teachings, especially those in accordance with the decision of muhammadiyah tarjih results. The research was conducted at BTM at-Taqwa Muhammadiyah Padang City, the approach used is qualitative, data collection techniques using observation, interview and documentation. The results of this study prove that btm at-Taqwa Muhammadiyah employees do not have a strong understanding of the verdict of Tarjih Muhammadiyah, especially in the aspect of worship, this conclusion is based on the low practice of BTM at-Taqwa employees to pray in accordance with the results of tarjih verdicts. The cause of the low understanding of employees to the understanding of tarjih is due to the lack of coaching in the form of studies, no regulations that support in writing, the absence of leadership control, and the absence of cadre training such as baitul Arqam, and Darul Arqam.

Kesesuaian Praktik Ibadah Menurut Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah pada Kepala Sekolah PAUD ‘Aisyiyah di Banyumas

“…sesuai dengan panduan ibadah dalam HPT (Syamsurizal, 2021) yang disebabkan oleh rendahnya pembinaan, kontrol pimpinan, tidak adanya regulasi, dan belum adanya training Baitul Arqom di BTM At-Taqwa Padang (Syamsurizal et al, 2021). Demikian juga masyarakat Muhammadiyah di Banguntapan Selatan yang masih mempraktikan ibadah sehari-hari yang tidak sesuai dengan manhaj Muhammadiyah, hal tersebut besar kemungkinan karena kurangnya sosialisasi dan kajian produk hasil putusan Majelis Tarjih dan Tajdid, padahal masyarakat Muhammadiyah tersebut berada di wilayah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banguntapan Selatan yang tergolong maju dan rutin mengadakan kajian (Setiawan, 2020).…”

Analisis Penerapan Pratik Ibadah berdasarkan Putusan Tarjih Muhammadiyah pada Warga Muhammadiyah Kabupaten Sorong

“…Berbagai hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masih banyak diantara warga Muhammadiyah yang tidak memahami secara baik tentang putusan tarjih (Amalia, 2019), (Hidayat Ediz & Bus, 2020), (Syamsurizal;Rosdialena;Yoni Marlius, 2021). Hal yang sama juga terjadi pada warga Muhammadiyah di Kabupaten Sorong.…”

“…Penelitian ini terbatas pada warga Muhammadiyah yang mengetahui tentang HPT terutama fatwa hukum merokok Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah. Selanjutnya, (Syamsurizal;Rosdialena;Yoni Marlius, 2021) berusaha melihat pemahaman karyawan Muhammadiyah terhadap tarjih Muhammadiyah pada aspek ibadah. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa karyawan belum memiliki pemahaman yang kuat terhadap putusan tarjih Muhammadiyah khususnya pada aspek ibadah yang didasarkan pada rendahnya pengalaman karyawan terhadap shalat yang sesuai dengan hasil putusan tarjih.…”

“…Dalam pelaksanaannya, hal-hal berikut mendukung warga Muhammadiyah dalam menerapkan ibadah berdasarkan HPT, yakni: pemahaman yang baik, lingkungan yang mendukung, keaktifan dalam keanggotaan Muhammadiyah, usia, kemampuan teknologi yang baik sehingga bisa mengakses informasi-informasi terbaru terkait Muhammadiyah terutama yang dikeluarkan oleh PP Muhammadiyah. Sementara halhal yang dianggap sebagai menghambat warga Muhammadiyah dalam menerapkan isi dari HPT terkait praktik ibadah adalah: pemahaman yang kurang, lingkungan yang tidak mendukung, tidak adanya kewajiban mengikuti HPT ((Jayusman, 2019); (Syamsurizal;Rosdialena;Yoni Marlius, 2021)), usia, dan kemampuan teknologi yang rendah. Berdasarkan faktor-faktor pendukung dan penghambat yang ada, warga Muhammadiyah di Kabupaten Sorong terus berusaha untuk memperbaiki penerapan ibadahnya dan berusaha untuk terus belajar dan mau mengikuti apa yang telah dianjurkan oleh pimpinan pusat Muhammadiyah.…”

“…Meskipun telah berada dalam lingkungan Muhammadiyah bukan berarti seseorang akan otomatis memahami dan menerapkan pedoman yang diberikan oleh pimpinan pusat. Seperti hasil yang didapatkan oleh (Syamsurizal;Rosdialena;Yoni Marlius, 2021) bahwa minimnya pembinaan yang berbentuk kajian, tidak adanya kontrol pimpinan dan training kader juga menjadi penyebab rendahnya pemahaman warga Muhammadiyah terhadap isi dari HPT. Oleh karena itu, keterlibatan pengurus baik PRM, PCM dan PDM sangat penting dan dibutuhkan untuk terus menuntun warga Muhammadiyah menjadi warga yang lebih baik lagi dalam menjalani hidup berdasarkan al-Quran dan hadis.…”