Pemanfaatan Gerakan Salat Sebagai Upaya Mencegah dan Mengatasi Hipertensi

Abstract

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg. Hipertensi merupakan faktor risiko utama dari penyakit kardiovaskular dan sindroma metabolik yang dipengaruhi oleh faktor bertambahnya usia, tetapi hipertensi termasuk penyakit yang dapat dicegah. Salah satu pencegahan hipertensi yaitu dengan modifikasi gaya hidup seperti aktivitas fisik, diet makanan, dan pengelolaan emosi. Kombinasi antara aktivitas fisik dan meditasi mempunyai efektifitas yang sama dalam menurunkan dan mencegah peningkatan tekanan darah dibandingkan hanya diet makanan rendah garam. Salat merupakan salah satu bentuk meditasi yang melibatkan gerakan fisik yang terdiri dari berdiri, rukuk, sujud, dan duduk. Ketika salat aktivitas parasimpatis meningkat yang ditandai dengan penurunan denyut jantung terutama saat posisi sujud (69 bpm) dan penurunan tekanan darah sistolik sebesar 2,5% dan diastolik sebesar 2,8%. Hal ini menunjukkan bahwa salat mempunyai efek positif terhadap sistem kardiovaskular. Dalam studi lain menunjukkan bahwa salat juga mempunyai efek terhadap muskuloskeletal sehingga salat digunakan sebagai terapi fisik dalam rehabilitasi geriatri. Studi mengenai manfaat gerakan salat terhadap sistem kardiovaskular masih terbatas sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji mengenai efektifitas penggunaan gerakan salat sebagai salah satu metode alternatif dalam menurunkan prevalensi hipertensi di Indonesia