Garam rumput laut merupakan inovasi garam rendah natrium dari rumput laut tropika Indonesia yang berpotensi sebagai pencegah hipertensi dan bahan tambahan pada olahan makanan. Inovasi garam rumput laut dapat diaplikasikan salah satunya pada produk diversifikasi hasil perikanan, yaitu kamaboko. Kamaboko merupakan salah satu bentuk produk olahan surimi yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak mengandung zat gizi yang baik untuk tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi terbaik penambahan garam rumput laut dalam pengolahan produk kamaboko melalui parameter fisikokimia. Kamaboko yang dihasilkan dalam penelitian terdiri dari empat konsentrasi penambahan garam, yaitu penambahan garam konsumsi 1,5%, garam rumput laut 1,5%, 3%, dan 4,5%. Data dianalisis menggunakan metode ANOVA dan uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kamaboko dengan perlakuan konsentrasi garam rumput laut yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap parameter sensori (ketampakan, bau, rasa, dan tekstur), hedonik (ketampakan, warna, aroma, dan rasa), kadar abu, protein, lemak, NaCl, kalium, dan rasio Na:K. Kamaboko dengan konsentrasi penambahan garam rumput laut 3% dipilih sebagai perlakuan terbaik dengan hasil penilaian panelis terhadap sensori dan tingkat kesukaan dengan kriteria suka, kadar air 69,95%, abu 2,66%, protein 10,44%, lemak 1,09%, karbohidrat 15,86%, serat kasar 0,80%, kadar NaCl 1,48%, kalium 530,81mg/100 g, dan rasio Na:K 0,98.