Biomassa dari limbah daun mahoni dan daun bambu saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga perlu adanya pengolahan lebih lanjut. Kedua limbah daun tersebut dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif terbarukan berupa briket. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran dari daun mahoni dan daun bambu terhadap kualitas briket. Tahapan penelitian ini adalah sortasi, pirolisis, pengayakan, pencampuran (komposisi arang daun mahoni (ADM) dan arang daun bambu (ADB) yaitu 10:90; 30:70; 50:50; 70:30; 90:10 (% w/w)), penambahan perekat (tapioka 10%), pencetakan, pengeringan, serta pengujian. Tahap pengujian briket yang dilakukan yaitu uji kerapatan, uji waktu pembakaran, uji kadar air, uji kadar abu, uji nilai kalor, dan uji warna pembakaran. Hasil terbaik pengujian nilai kalor tertinggi 5.346,17 kal/g; nilai kadar abu terrendah 33,33%; nilai kadar air tertinggi 37%; nilai kerapatan tertinggi 0,76 g/cm3; nilai waktu pembakaran tertinggi 0,87 g/menit terdapat pada variabel ADM:ADB 90:10 (% w/w). Sedangkan untuk nilai kalor terendah 4,15 kal/g terdapat pada variabel ADM:ADB 70:30 (% w/w) dan nilai waktu pembakaran terendah diperoleh 0,56 g/menit pada variabel ADM:ADB 10:90 (% w/w). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji menunjukkan semakin besar komposisi masing-masing bahan baku maka nilai parameter kualitas briket akan mendekati syarat SNI 01-6235-2000. Namun, nilai kadar air dan kadar abu yang diperoleh pada semua variabel tidak memenuhi syarat SNI, maka dari itu di perlukan penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan pengeringan briket dan campuran komposisi briket agar parameter briket sesuai dengan syarat SNI.