Latar Belakang: Pembuatan kain batik eco-print menggunakan pewarna dan motifnya berasal dari berbagai bentuk daun, batang, dan akar dari tanaman alami. Motif batik dengan berbagai warna menarik dan terkesan berbeda karena polanya yang unik dan nilai jualnya yang tinggi. Sebagai mitra adalah Gapoktan Mekar Makmur di kelurahan Krapyak Semarang. Tujuan: untuk meningkatkan pengetahuan dan mengetahui cara managemen usaha, mengetahui cara pemasaran hasil produksi serta dapat meningkatkan pendapatan. Metode: Desain pengabdian kepada masyarakat menggunakan metode ceramah tentang tahapan dalam pembuatan batik eco-print, managemen usaha dan praktek pembuatan batik eco-print. Tes dilakukan sebelum dan setelah kegiatan, sehingga diperoleh peningkatan pengetahuan. Pengabdian masyarakat ini mendukung tujuan indikator kinerja utama yaitu dosen untuk mengajar di luar kampus dan menerapkan temuan penelitiannya di masyarakat. Mahasiwa mendapatkan pengalaman belajar di masyarakat dan dapat menerapkan pengetahuan mereka dari kampus ke masyarakat. Hasil: Kegiatan pembuatan eco-print pada tanggal 1 Oktober 2023 di Balai RW6 dengan jumlah peserta 19 orang, meliputi anggota Gapoktan dan PIKK Maratushsholihah. Nilai rata-rata responden sebelum pelatihan adalah 63,16 dan setelah pelatihan 94,21. Kesimpulan: Kegiatan pengabdian masyarakat tentang eco-print dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta dapat meningkatkan pendapatan anggota Gapoktan dan PIKK Maratushsholihah. Kegiatan ini direkomendasikan dilanjutkan untuk keberlangsungan program PKM.
Kata kunci: gapoktan, pelatihan eco-print, PIKK Maratushsholihah
_____________________________________________________________________________________
Abstract
Background: Making eco-print batik cloth uses dyes and motifs derived from various forms of leaves, stems, and roots from natural plants. Batik motifs with various colors are attractive and seem different because of their unique patterns and high selling value. As a partner is Gapoktan Mekar Makmur in the Krapyak sub-district, Semarang. Objective: To increase knowledge and know how to manage a business, know how to market production, and increase income. Method: The community service design uses a lecture method about the stages of making eco-print batik, business management, and the practice of making eco-print batik. Tests are carried out before and after the activity so that increased knowledge is obtained. This community service supports the goal of the main performance indicator, namely lecturers to teach outside campus and apply their research findings in the community. Students gain learning experience in the community and can apply their knowledge from campus to the community. Result: Eco-print-making activity on October 1 2023 at Balai RW6 with 19 participants including members of Gapoktan and PIKK Maratushsholihah. The average score of respondents before the training was 63.16 and after the training 94.21. Conclusion: Community service activities regarding eco-print can increase knowledge and skills and can increase income. It is recommended that this activity be continued for the sustainability of the PKM program.
Keywords: gapoktan, eco-print training, PIKK Maratushsholihah