Hutan mangrove memiliki fungsi penting sebagai penyerap karbon cukup baik di bumi, peran ini memiliki dampak positif bagi ekosistem kehidupan. Informasi hutan mangrove dapat diperoleh melalui data penginderaan jauh. Teknologi penginderaan jauh memiliki efisiensi yang tinggi untuk keperluan monitoring hutan mangrove, akan tetapi resolusi spasial citra yang rendah kurang efektif untuk pemantauan wilayah kurang dari 100 hektar. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan teknologi kamera multispektral pada hutan mangrove wilayah perairan Kalimireng, Gresik sebagai monitoring hutan mangrove yang selanjutnya dibandingkan dengan citra satelit Sentinel-2A. Dengan teknologi penginderaan jauh ini, jenis dan kerapatan mangrove dapat diestimasi berdasarkan nilai NDVI. Berdasarkan hasil pengambilan foto udara menggunakan kamera MAPIR 3 Survey nilai indeks NDVI berkisar di antara -0,140704−0,985896, sedangkan nilai NDVI pada Sentinel-2A berkisar di antara -0,196931-0,64069. rentang tersebut diklasifikasikan menjadi 5 kelas untuk MAPIR dan 4 kelas untuk Sentinel-2A. Klasifikasi dibagi menjadi lahan tidak bervegetasi, kehijauan sangat rendah, kehijauan rendah, kehijauan sedang, kehijauan tinggi. Hasil akurasi dari kedua citra memiliki OA 75 % untuk kamera MAPIR sedangkan 73,33% untuk Sentinel-2. Hasil korelasi dengan 50 titik menunjukkan korelasi positif antara kamera multispektral dan citra satelit Sentinel-2A. Nilai uji akurasi menentukan bahwa luas mangrove didapatkan dari kelas kehijauan tinggi untuk MAPIR dan kelas kehijauan sedang untuk Sentinel-2A, masingmasing luas mangrove adalah 41.065 ha untuk kamera MAPIR dan 36.097 ha untuk Sentinel-2A.