Pembacaan Heuristik-Hermeneutik terhadap Puisi Al Ta’syirah Karya Hisyam Al-Jakh

Abstract

Penelitian ini berfokus pada pencarian kesatuan makna yang terdapat dalam objek material, yaitu puisi Al Ta’syirah karya Hisyam Al Jakh. Hisyam Al Jakh merupakan penyair kontemporer yang masyhur di Mesir. Beberapa penghargaan telah diraih olehnya. Objek formal pada penelitian ini adalah pembacaan heuristic dan hermeneutic. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika Michael Riffaterre. Dalam upaya menemukan makna yang utuh dalam puisi, diperlukan dua tahap pembacaan, yaitu pembacaan heuristic dan hermeneutic. Pembacaa heuristic yang berfokus pada Cmakna leksikal dan pembacaan hermeneutic ialah pembacaan secara kontekstual dengan menelaah hipogram (potensial dan actual), model dan matrik. Hasil dari pembacaan heuristic pada puisi Al Ta’syirah mengungkapkan bahwa peneliti menemukan hasil bacaan yang kurang beraturan sehingga belum dapat dipahami apa maksud dari puisi tersebut. Hipogram potensial dalam puisi Al Ta’syirah mendiskripsikan bahwa tokoh aku adalah tokoh yang pemberani dan cinta tanah air. Model pada puisi Al Ta’syirah terletak pada kalimat وليس سواك أخشاه dan وكل العرب إخواني بلاد العرب أوطاني. Matrik pada puisi diatas adalah “kebebasan manusia”. Hipogram aktual yang menjadi latar belakang terbentuknya puisi ini adalah eksistensialisme yang menekankan pada kebebasan manusia dalam menuntut haknya dan menyuarakan aspirasi. Tokoh “aku” mendeskripsikan bahwa dirinya adalah sosok yang nasionalis dan berjiwa aktivis. Ditunjukkan pada ghirroh dan keberaniannya dalam mengkritik pemerintah dengan tujuan persatuan pada bangsanya.

Meaning of The Word Libās in Q.S. Al-Baqarah [2]:187 in Michael Camille Riffaterre’s Semiotics Application

“…The meaning of a literary work is always related to the topic of discussion that is simple, objective, and general [33]. In his book, Semiotics of Poetry, it is assumed that four points need to be considered to produce meaning: (1) indirect expression of poetry, caused by displacing of meaning, distorting of meaning, and creating of meaning [26]; (2) heuristic understanding and hermeneutic or retroactive understanding [39], [33], [40]; (3) matrix, model, variance [41], [42]; (4) hypogram or intertextual relationships [43], [44], [32], [45], [46].…”