Dalam keadaan pandemi dan pembatasan sosial, masyarakat terutama kelompok marjinal dengan usaha mikro dan informal diyakini menjadi pihak yang paling rentan secara sosial ekonomi. Akan tetapi, adanya peran kepemimpinan yang efektif dapat membantu kelompok-kelompok ini untuk lebih baik dalam menghadapi risiko pandemi. Apabila dilihat dari indikator rasio gini, maka peran kepemimpinan daerah perdesaan di masa pandemi terlihat lebih berhasil dibandingkan dengan perkotaan. Oleh sebab itu, penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan peran kepemimpinan perdesaan tersebut, serta menilai gaya kepemimpinan yang relevan dipraktikkan oleh para pemimpin di daerah perdesaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan Systematic Literature Review (SLR) terhadap hasil penelitian terdahulu di perdesaan Indonesia, mengingat belum adanya penelitian serupa yang dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa vitalnya peran pemimpin dalam kondisi pandemi terlihat dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi warga, penguatan ketahanan pangan desa, penjagaan keamanan lingkungan, pemberian dukungan moral/ pendampingan sosial dan edukasi kepada warga, pengalokasian dan penggerakan bantuan dengan tepat sasaran, serta dukungan juga terhadap kebijakan pemerintah di atasnya. Adapun gaya kepemimpinan yang paling menonjol dalam mendukung keberhasilan perdesaan menghadapi pandemi yakni gaya kepemimpinan kolaboratif, transformasional, dan gaya kepemimpinan kombinasi keduanya (kolaboratif-transformasional). Sedangkan atribut/ kemampuan yang menonjol antara lain: kemampuan memotivasi, membimbing, mengedukasi, menjadi role model, pembelajar (update kompetensi), demokratis (menginklusi), merangkul/ kerja sama, dan supportif. Gaya kepemimpinan dan atribut-atribut ini diperkirakan akan relevan dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, memperhatikan bahwa penelitian-penelitian terdahulu yang diinklusi cukup tersebar dari mulai dari daerah Jawa, Sulawesi, Sumatera, Nusa Tenggara, dan Kalimantan. Meskipun memang belum ada perwakilan penelitian dari daerah paling timur Indonesia semisal Maluku dan Papua.