Pembelajaran Lintas Budaya Melalui Aktivitas Mengajar pada Sanggar Bimbingan Non Formal di Malaysia

Abstract

Pengenalan lintas budaya merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa dan dosen kepada masyarakat Indonesia yang telah lama tinggal di Malaysia. Perbedaan kebudayaan meskipun masih dalam satu rumpun Melayu tetap memiliki perbedaan baik dalam kesantunan berbahasa, tradisi yang dilakukan, serta tingkah laku sehari-harinya. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk dari implementasi kegiatan kuliah kerja nyata yang dilakukan di Malaysia. Fokus pelaksanaannya adalah pada sanggar bimbingan non formal yang dibentuk oleh kelompok orang Indonesia yang berada di Malaysia. Sanggar bimbingan ini melaksanakan kegiatan belajar mengajar kepada anak-anak pekerja migran Indonesia yang telah lama menetap di Malaysia dan mayoritas dari mereka merupakan pekerja non dokumen. Pelaksanaan kegiatan ini meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Hasil yang dapat disimpulkan dalam kegiatan ini bahwa perbedaan kebudayaan harus dihargai meskipun berasal dari satu negara tetapi melakukan segala aktivitas di negara yang berbeda. Anak-anak yang berkegiatan di sanggar bimbingan tersebut harus dikenalkan budaya Indonesia meskipun mereka lahir di Malaysia tetapi masih berkewarganegaraan Indonesia.

Overview of Human Rights for Indonesian Migrant Worker Children to Receive An Education at The Hulu Langat Malaysia Guidance Studio

“…When Indonesian migrant workers marry and give birth to a child in Malaysia, the child automatically does not have a complete identity document. (Mahardhani & Rusdiani, 2023).…”

“…When expected to return to Indonesia, they can continue their education to the next stage. The instruction given in non-formal schools that are covered under the shadow of the Indonesian School of Kuala Lumpur (SIKL), including Hulu Langat's guidance, is directly coordinated by the SIKL by implementing educational curricula referring to the curriculum used in Indonesia (Mahardhani & Rusdiani, 2023). Thus, despite following the conflict of educational curriculum existing in Indonesia, the teachers and administrators of the teaching system also adjust and consider the capacity of the pupils in the Hulu Langat guidance system so that they might cultivate the virtues and civilization of an honourable society to enlighten national life, and to maximize the potential of the students (Asmaroini, 2016).…”