Hipertensi menjadi penyakit dengan urutan ke-3 terbesar diduinia, WHO telah mengonfirmasi bahwa hipertensi diderita lebih dari 1,13 Miliar penduduk di dunia, hal ini diduga akan terus berkembang setiap tahunnya. Pengendalian tekanan darah menjadi faktor utama untuk menurunkan jumlah penderita yang semakin meningkat, dan diperlukan berbagai upaya untuk menjadikan tekanan darah yang tinggi untuk mencapai nilai normal, salah satunya dengan menggunakan pengobatan. Terapi hipertensi seringkali membutuhkan waktu yang lama, sehingga penggunaan obat akan semakin banyak tiap harinya dan diperlukan studi farmakoekonomi terutama untuk dilakukannya analisis efektivitas biaya yang berguna untuk memberikan pengobatan yang maksimal dan pembiayaan yang terjangkau bagi pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan penggunaan obat amlodipin dan nifedipin dengan menggunakan sudut pandang rumah sakit dalam memberikan pengobatan antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik yang dilakukan pada 154 sampel rawat inap di rumah sakit Panti Waluya di kota Malang pada tahun 2021 dan 2022. Jenis penelitian ini adalah cross sectional dan pemilihan sampel dengan purposive sampling menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi yang dilakukan selama bulan Maret sampai Mei 2023. Hasil penelitian menunjukkan amlodipin memiliki nilai ACER yang lebih rendah jika dibandingkan dengan nifedipin.