Operator Training Simulator merupakan media yang tepat untuk melatih para operator baru mengenai proses lapangan agar para operator dapat menjadi handal dan tanggap dalam menghadapi kondisi lapangan tanpa harus mempelajari langsung ke pabrik sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Pada penelitian ini, dibangun simulator proses berdasarkan kondisi sebenarnya pada unit smelter (tanur S, tanur CL, dan tanur C) di pabrik pemurnian tembaga. Simulator dibangun menggunakan fasilitas simulasi DCS Centum CS3000 Yokogawa dengan dasar persamaan kesetimbangan energi dan massa yang menghasilkan persamaan dinamika perubahan temperatur dan massa. Persamaan dinamik sistem ini kemudian diolah dan ditampilkan dalam bentuk gambar skema, grafik dan angka yang dapat memudahkan operator dalam mempelajari proses. Berdasarkan simulasi dan validasi yang dilakukan berdasarkan data lapangan, didapatkan bahwa untuk kondisi tunak lelehan tanur S memiliki error 2, 68% dan blister tanur CL memiliki kesalahan 5, 83% terhadap sistem lapangan. Sedangkan untuk kondisi startup lelehan, tanur S memiliki kesalahan 18, 83%, tanur CL memiliki kesalahan 17, 59%, dan tanur C memiliki kesalahan 20, 09% terhadap kondisi lapangan. Nilai kesalahan ini disebabkan oleh kekurangakuratan pendekatan model pada sistem lapangan akibat data lapangan yang terlalu sedikit dan tidak mencapai kondisi tunak. Selain itu, kondisi startup lapangan yang tidak ideal juga mempengaruhi keakuratan validasi.