Pada usia lansia banyak orang yang tidak menjalani aktivitas fisik, bahkan makan yang tidak terkontrol sehingga akan berdampak pada kondisi gout artritis/asam urat. Lansia dengan kondisi gout artritis akan mengalami keluhan nyeri yang hebat, keterbatasan aktivitas fisik, sehingga berdampak pada penurunan kualitas hidup pada lansia.  Kemenkes pada tahun 2018 melaporkan bahwa gout artritis mencapai 11,9% yang menyebabkan gangguan kemampuan mobilitas, gangguan mengurus diri, dan ketergantungan orang lain. Sehingga upaya promotif seperti pemberdayaan pada lansia perlu dilakukan. Metode pelaksaan pengabdian masyarakat yang digunakan adalah berbasis Service Learning (SL) dengan menggunakan tiga konsep yaitu deteksi atau skrining, penyuluhan, serta pemberdayaan yang dijalankan setiap minggu selama tiga (3) minggu pada lansia di Dusun Bakalan Krajan Kota Malang. Hasil pengabdian masyarakat didapatkan sebanyak (n=18) lansia mengikuti program pemberdayaan, dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan (n=10) dengan persentase 55,6%, dan pada rentang usia 60-69 tahun (n=15) dengan persentase 77,8%. Terdapat peningkatan pengetahuan lansia secara signifikan (p=0,014<0,05) dan perubahan pengetahuan dari 14 lansia memiliki pengetahuan buruk, menurun menjadi 5 lansia. Kesimpulan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat didapatkan antusiasme yang baik mengenai materi penyuluhan dan pemberdayaan yang diberikan, dengan dibuktikan mayoritas lansia memiliki peningkatan pengetahuan.