ABSTRAK
Cedera otak traumatis adalah salah satu alasan utama kematian dan kecacatan dalam kelompok usia efektif. Kasus cedera otak traumatis biasanya ditangani dengan Mannitol dan NaCl hipertonik, namun, beberapa pedoman dan penelitian memiliki hasil yang kontradiktif mengenai cairan yang seharusnya. Sehingga untuk menilai dampak Mannitol 20% dan NaCI hipertonik 3% pada cedera otak sedang difus dengan cedera otak difus. Sebuah studi prospektif dilakukan pada 30 pasien yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 15 pasien. Kelompok pertama menerima Mannitol 20% (0,5g/kgBB) dan kedua menerima larutan NaCl 3% (5cc/kgBB). Pemantauan cedera kepala diikuti selama 7 hari, penilaian pasien terdiri dari terapi dan gambaran klinis menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS) dan kenampakan edema di kepala diperiksa melalui CT scan. Hasil penelitian dianalisis secara statistik menggunakan uji-t, uji regresi linier, dan uji regresi logistik. Terdapat perbedaan bermakna (p = 0,092, 95% CI 0,77, 28,04) antara terapi NaCl 3% dan Mannitol 20%. Ditemukan bahwa pasien yang mendapat terapi NaCl 3% memiliki nilai GCS yang lebih tinggi dibandingkan dengan terapi Mannitol 20% (p = 0,033, 95% CI 1,14, 26,41). NaCl 3% meningkatkan GCS lebih baik daripada Mannitol 20% dengan penyimpangan GCS 2 poin, (p=0,001), NaCl 3% meningkatkan edema serebral 40% lebih baik daripada Mannitol 20% (p=0,001). Secara keseluruhan, penelitian kami menunjukkan bahwa NaCl 3% hipertonik dan Mannitol 20% dapat meningkatkan keparahan edema serebral dan GCS untuk pasien cedera otak traumatis difus.
Kata kunci : Cedera otak traumatis, Cerebral edema, GVS, Mannitol 20%, NaCi3%