Latar belakang: Telah ditemukan kasus perokok balita yang dipublikasikan di media lokal maupun internasional diantaranya di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan yang terbaru di Jawa Tengah. Begitu pula dengan perilaku merokok pada anak sekolah dasar. Banyak penelitian melaporkan perilaku merokok anak sekolah dasar di berbagai provinsi di Indonesia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran perilaku merokok pada anak balita dan anak sekolah dasar di Indonesia.
Metode: Metode penelitian adalah scoping review dengan pendekatan PRISMA. Penelusuran literatur menggunakan database elektronik seperti ProQuest, Google Scholar dan Garuda. Tinjauan literatur dilakukan pada jurnal nasional yang terbit 10 tahun terakhir, tersedia dalam full text dan bukan hasil review.
Hasil: Kasus balita merokok terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera Selatan. Telah ditemukan sebanyak 12 kasus perokok balita yang dipublikasikan di media cetak baik lokal maupun internasional diantaranya berlokasi di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan yang paling terbaru terdapat di Jawa Tengah. Begitu juga dengan anak sekolah dasar. Data RISKESDAS menunjukkan terjadi kenaikan perokok anak usia 10-18 tahun. Semakin muda seseorang merokok semakin buruk pengaruhnya bagi kesehatan. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya diantaranya menyusun kebijakan kesehatan, pengembangan, implementasi , monitoring, evaluasi, meningkatan kapasitas tenaga dan melakukan pelayanan berhenti merokok di puskesmas dan rumah sakit termasuk penyuluhan dan keteladanan orang tua
Kesimpulan: Indonesia mendapat julukan baby smoker country karena banyaknya kasus anak merokok krang dari sepluh tahun yang terus meningkat baik pada balita ataupun usia sekolah dasar. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan perilaku merokok sejak usia dini