Kebutuhan terhadap data pada level mikro semakin tinggi. Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pengumpulan data seiring dengan banyaknya kegiatan survei rutin yang dilakukan berulang kali. Hal ini menunjukkan BPS memerlukan metode estimasi yang akan menghasilkan statistik yang efektif dan efisien, di samping hemat dan menghasilkan statistik dengan ketelitian yang memadai. Penelitian ini akan menerapkan metode Small Area Statistics (SAE) atau estimasi wilayah kecil untuk keperluan estimasi rata-rata pengeluran per kapita menurut kelurahan/desa di kabupaten Sukamara. Metode estimasi level kelurahan/desa menggunakan model Empirical Best Linear Unbiased Predictor (EBLUP). Tahapan pertama yakni melakukan pendugaan langsung (direct estimation) nilai rata-rata pengeluaran per kapita pada desa yang terpilih menjadi sampel. Selanjutnya, dilakukan estimasi tidak langsung (indirect estimation) untuk mengestimasi pengeluaran per kapita seluruh desa di kabupaten Sukamara. Metode tidak langsung didasarkan pada pemodelan regresi linier dengan menggunakan variabel tambahan (auxiliary variabel) yang memiliki hubungan yang kuat dan linier terhadap variabel prediktor. Variabel tambahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah keluarga non listrik, jumlah sarana pendidikan, jumlah sarana kesehatan, jumlah kasus gizi buruk, jumlah keluarga dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), dan jumlah keluarga yang memiliki jamkesmas/askes. Dari hasil pemodelan, secara umum pengeluaran per kapita per bulan dari setiap desa berada di atas satu juta rupiah. Penduduk desa-desa yang terletak di kecamatan Balai Riam dan Permata Kecubung terlihat banyak mengeluarkan sejumlah dana, untuk keperluan makanan maupun non-makanan. Hal ini diindikasikan karena desa-desa tersebut yang memiliki infrastruktur yang memadai ke Kota Pangkalan Bun.